TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Volume oli mesin perlu dijaga agar tidak habis dengan melakukan pemeriksaan melalui dipstick setiap hari. Usahakan level oli berada antara titik maksimal dan minimal begitu mesin dimatikan saat melakukan pemeriksaan lewat dipstick.
Hasil pengukuran pada dipstick tersebut akan menginformasikan tinggi permukaan oli mesin di dalam panci. Sehingga, bisa dijadikan gambaran oli mesin di dalam mesin cukup atau tidak.
Artinya, selama level oli mesin berada di antara titik maksimal dan minimal bisa dikatakan masih cukup. Lantas, apakah ada dampaknya bila tetap mengoperasikan mobil padahal level oli mesin berada di level minimal?
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim, mengatakan ketika oli mesin berada di level minimal, mobil masih aman digunakan tapi ada risikonya.
“Oli mesin yang levelnya berada di garis minimal dipstick bisa saja masih dioperasikan, namun ada risiko yang perlu diketahui oleh pemilik mobil, seperti potensi pelumasan yang tidak optimal,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Jumat (24/2/2023).
Dia mengatakan ada potensi mobil melaju di medan yang miring atau tidak rata, itu akan membuat permukaan oli mesin berubah.
“Ketika permukaan oli mesin berubah, maka ada petensi pompa oli tidak menyedot oli yang ada di panci sehingga pelumasan tidak optimal, karena konstruksi pompa oli tersebut mengambang dengan panci,” ucap Ibrohim.
Ibrohim mengatakan konstruksi pompa oli mesin dibuat mengambang agar kotoran yang ada di dasar panci tidak ikut terpompa dan mengalir ke seluruh komponen mesin.
“Oli mesin yang tinggal sedikit itu cenderung lebih kental, karena banyak kotoran yang akan ikut bergabung dengan oli yang tersisa, tentu risikonya akan membuat komponen mesin cepat aus,” ucap Ibrohim.
Jadi, oli mesin yang tinggal sedikit itu perlu diganti, meski masih berada di titik level aman dipstick, karena berpotensi membuat komponen mesin tidak mendapatkan pelumasan yang optimal.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/24/141200815/oli-mesin-mobil-di-level-minimal-apa-masih-aman-digunakan-