JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi terbaru Toyota Vios yang diluncurkan PT Toyota Astra Motor (TAM) jelang akhir tahun lalu masih menjadi salah satu sedan termurah yang dipasarkan di Indonesia.
Padahal pada lembar spesifikasinya, mobil sudah mendapatkan banyak perubahan, dari sektor desain, fitur, sampai mesin serta plaformnya, yang menggunakan Daihatsu New Global Architecture (DNGA) seperti Raize dan Veloz.
Tetapi apabila melihat lebih rinci tenaga yang dihasilkan dari mesin 2NR-VE bertransmisi CVT dari Vios, sedikit berkurang 3 tk dibandingkan generasi sebelumnya jadi 104 tk.
Lantas, apakah hal tersebut berpengaruh besar terhadap pengalaman berkendaranya?
Untuk membuktikan aspek ini, redaksi Kompas.com langsung membawa Vios terbaru ke jalur perkotaan.
Sebelum menginjak pedal gas, lebih dulu mencari posisi terbaik untuk berkendara. Dalam aspek dimaksud, ternyata tidak perlu membutuhkan lama karena seluruh bagian yang menunjang posisi berkendara optimal bisa diatur sedemikian rupa.
Setir Vios bisa diatur secara tilt dan telescopic dari sebelumnya hanya tilt saja. Sehingga, membuat kenyamanan berkendara meningkat signifikan.
Lepas rem tangan dan geser tuas transmisi ke posisi D, tidak butuh injakan gas berlebih agar membantu Vios keluar dari garasi. Respons yang diberikan kala itu, cukup cepat.
Bahkan sampai putaran mesin mencapai 2.000 rpm, dayanya terus terisi walau diakui power yang dihembuskan tampak sedikit tertahan. Torsi sebesar 138 Nm yang tertera di lembar spesifikasi ternyata memang bukan klaim sepihak.
Ketika memasuki putaran menengah, agresivitas dari Vios tidak seperti putaran rendah-nya. Untuk mencapai kecepatan 100 kpj ke atas, butuh waktu sedikit lama dibandingkan produk lain yang menggunakan mesin 2NR-VE.
Walau demikian, soal kelincahan kemudi Vios masih cukup baik. Karakternya cocok untuk penggunakan mobil di dalam kota yang lebih banyak dihadapi kondisi kepadatan lalu lintas.
Memasuki jalan tol, kami lantas mengubah mode berkendara ke Sport dengan cara tekan tombol 'Mode' di setir kemudi bagian kanan. Sontak, agresifitas dari mobil langsung berubah menjadi buas.
Mencapai kecepatan 120 kpj pun lebih cepat dibanding mode normalnya. Walau secara karakteristik tidak banyak yang berbeda, yaitu pada suara nozzle dan pewarnaan layar MID.
Terakhir, saat mencoba melewati speed trap dengan kecepatan 20 kpj, guncangan di ruang kabin masih cukup terasa, terutama pada baris pertama. Hal tentu juga akan dirasakan penumpang baris kedua meski tidak cukup untuk menjadi gangguan utama.
Sebab dalam keadaan tersebut, posisi mengemudi tidak berubah berkat jok semi-bucked yang rada memeluk tubuh.
Tetapi di posisi baris kedua, untuk yang memiliki tinggi 170 cm lebih harap hati-hati karena kepala bisa mentok ke plafon.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/09/193100615/sensasi-geber-toyota-vios-di-jalur-perkotaan-tarikannya-buas