JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai Accent atau yang memiliki nama lain Bimantara Cakra menjadi salah satu pemain di segmen mobil sedan yang cukup populer periode 1996 hingga 2001.
Sosok yang sempat menjadi pesaing langsung dari Timor itu memiliki desain yang manis dan elegan khas sedan kecil.
Sayangnya, populasi Hyundai Accent semakin jarang terlihat di jalan, khususnya di Ibu Kota. Padahal sedan lawas asal Korea ini punya potensi untuk dimodifikasi.
Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Almi dengan Accent tahun 2001 miliknya. Pria yang akrab disapa Almi ini memang pencinta mobil 90-an, tak heran jika dirinya meminang Hyundai Accent untuk dimodifikasi agar tampil lebih muda dan segar.
“Saya memang pencinta mobil 90-an dari dulu. Nah, kebetulan lagi cari mainan baru untuk dipakai harian yang harganya dibawah Rp 50 juta tapi matik, irit, parts banyak, dan tidak menyusahkan,” ucap Almi, kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2023).
Almi melanjutkan, awalnya mobil dibeli untuk digunakan harian. Namun karena hobi, pria kelahiran Jakarta ini akhirnya memodifikasi Hyundai Accent miliknya.
“Kalau untuk konsepnya, saya ingin dibuat ala mobil reli. Karena Accent memang pernah dipakai di WRC (World Rally Championship) tahun 2000 dan konsep bergaya mobil reli itu keren, tidak nyusahin. Tidak mesti ceper, jadi lebih easy to use dan kelihatan lebih berwibawa menurut saya,” ujarnya.
Pria berusia 44 tahun ini pun melakukan modifikasi mulai dari sektor interior, eksterior, hingga kaki-kaki.
Untuk eksterior, Almi mengubah bemper menjadi warna abu-abu doff dan pasang washer lamp depan orisinal milik Nissan X-Trail tahun 2000an. Kemudian, lips depan memakai milik Corona Twincam 91 yang dicustom agar bisa pas di bumper Accent.
“Corong atap Rally dari Magneti Marelli dan antena Rally dipasang di tengah-tengah atap. Third lamp belakang itu copotan dari mobil lain, saya lupa mobil apa, tapi lampunya made in England,” kata Almi.
Hyundai Accent ini menggunakan kaca film merek Kossai Jepang 20 persen clear green untuk seluruh sisi, baik depan, samping, maupun belakang.
Kemudian di bagian roda, Almi menyematkan pelek original rally dari Fortis Pako Wheels R15 Lebar 6.5 rata et38 Pcd 4x114 made in Indonesia yang sudah sedikit dicustom agar tampil berbeda.
Pelek tersebut dibalut dengan ban depan Accelera Phi 185/55, dan ban belakang Bridgestone Turanza 185/55.
“Inginnya sih pakai ban Yokohama Advan Neova keempatnya, tapi saat ini karena keterbatasan dana jadi cukup happy dengan ban yang sekarang,” ucap pria yang pernah bekerja di PT Hyundai Mobil Indonesia ini.
Berlanjut ke bagian interior, Almi mengubah dasbor dengan melapisi bahan suede hitam agar lebih terkesan mobil reli. Lengkap dengan setir original Nardi tahun 90-an, lampu baca Hella kotak, tape Pioneer tahun 90-an dan Hella Tower Brake Lamp yang saat ini semakin langka.
“Headrest string Recaro juga dimodifikasi agar bisa masuk ke bangku depan standarnya dan diretrim agar sesuai dengan bahan, serta warna yang sama dengan orisinal interior nya,” ucap Almi.
“Mesin dan transmisi matiknya di-refresh, bongkar semua ganti dengan parts baru tapi masih standar pabrikan. Kaki-kaki juga standar, tapi semua dengan parts baru, kecuali per pakai aftermarket jadi lebih rendah dari per aslinya sehingga tampilan ban depan jadi dua jari dan ban belakang 2,5 jari,” ujarnya.
Adapun proses modifikasi Hyundai Accent ini dilakukan oleh Almi selama 1,5 bulan, dengan dana sekitar Rp 30 jutaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/19/100200915/sedan-lawas-hyundai-accent-tampil-klimis-bergaya-reli