JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya terdapat 184 unit kendaraan bermotor listrik, yang terdiri dari 88 unit mobil dan 96 unit sepeda motor ramah lingkungan, sebagai pengawal pengamanan selama gelaran Konfenrensi Tingkat TInggi (KTT) G20 di Bali.
Kepala Divisi Hubungan (Humas) Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menjelaskan, hal tersebut karena tekologi di mobil dan motor terkait sejalan dengan visi Indonesia untuk menuju era elektrifikasi.
Adapun pelaksanaan KTT G20 di Bali, berlangsung pada 15-16 November 2022.
"Ketentuan untuk pengawalan Presidensi G20 harus yang berbahan non fosil, yang betul-betul kita mengarah kepada non polusi dan ramah lingkungan. Tanpa polusi ya, kendaraan listrik ini akan digunakan," ujarnya melalui dalam keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).
Lagipula, lanjut Dedi, semua kendaraan yang boleh memasuki area Nusa Dua merupakan jenis transportasi rendah emisi non-fosil. Tentunya, selain mobil dan motor untuk keperluan mendesak seperti Bank dan Ambulans.
Di samping itu, penggunaan sepeda motor dan mobil listrik selama KTT G20 dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan lantaran dapat mengurangi kebisingan dan polusi udara.
"Penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi karbon dan menjadi solusi yang ramah lingkungan dalam penggunaan energi," ucap Dedi.
Dedi menuturkan, saat ini Polri masih melaksanakan beberapa persiapan dengan pengamanan KTT G20 di Bali. Termasuk di antaranya, latihan pra-operasi dan Pamwal.
"Kemudian juga Pamsel pintu-pintu masuk Bali mulai dari bandara dan pelabuhan, pam obyek-obyek giat dan langkah-langkah menghadapi situasi kontigensi," tuturnya.
Dedi juga menjelaskan bahwa pihaknya juga akan menggelar Tactical Floor Game (TGF) bersama dengan para pemangku kepentingan terkait untuk menggelar Operasi Puri Agung 2022 dalam mendukung pelaksanaan KTT G20.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/09/071200415/alasan-polisi-pakai-kendaraan-listrik-selama-kawal-tamu-negara-di-ktt-g20