JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai upaya mendorong penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai atau KBLBB di Tanah Air, pemerintah tengah menggencarkan beragam strategi. Satu diantaranya, melalui konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik.
Strategi tersebut termaktub dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 65 Tahun 2020 bagi roda dua dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 tahun 2022 untuk roda empat atau lebih.
Namun pada perjalanannya, populasi kendaraan konversi khususnya roda dua yang sudah dua tahun, masih sedikit. Dari 22.942 unit merupakan kendaraan roda dua listrik, hanya 109 unit hasil konversi.
Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, ada beberapa permasalahan terhambatnya gerakan konversi dari kendaraan BBM menjadi Electric Vehicle (EV) di masyarakat Indonesia.
“Seperti belum tersediannya Sumber Daya Manusia (SDM) montir konversi kendaraan listrik yang bersertifikasi dalam jumlah yang signifikan. Kemudian, belum tersedianya bengkel bersertifikasi yang mudah diakses di banyak wilayah juga menjadi salah satu hambatan,” ujar Martinus saat dihubungi Kompas.com.
Tak hanya itu, persoalan biaya juga cukup menjadi konsen utama di masyarakat yang ingin melakukan konversi kendaraan bensin menjadi listrik.
Seperti belum tersedianya parts produksi dalam negeri yang bersertifikasi demi memastikan safety bagi masyarakat yang akan mengonversikan kendaraan ICE-nya.
“Ditambah harga komponen khususnya baterai di pasar retail yang masih sangat mahal, semuanya masih harus impor. Serta biaya instalasi yang cukup mahal,” kata dia.
Selain itu, tidak adanya garansi terhadap keandalan sistem kendaraan listrik khususnya kualitas dan keamanan baterai yang dibeli di after market juga perlu perhatian khusus.
“Beberapa hal inilah yang membuat masyarakat cenderung masih 'wait and see' terhadap berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk berpindah ke EV,” ucap Martinus.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/11/091200115/terbatasnya-jumlah-bengkel-dan-sdm-bikin-konversi-kendaraan-listrik-jadi