JAKARTA, KOMPAS.com - PT INKA memamerkan bus listrik barunya di Busworld SEA 2022. INKA membuat sasisnya di Indonesia, sedangkan bodinya merupakan buatan Karoseri Tentrem di Malang, Jawa Timur.
Soal spesifikasi bus perkotaan 12 meter tersebut, memakai baterai dengan ukuran 350 kWh. PT INKA klaim bus dengan GVW 16 ton tersebut bisa melaju sejauh 250 Km dari baterai penuh sampai habis.
Mengenai sasis bus listrik yang dibuat, apakah ada tantangan yang dialami PT INKA selama proses produksi?
Anang Fakhruding, Manajer Sistem Transportasi PT INKA mengatakan, pihaknya sudah berpengalaman sejak 2013 di bidang otomotif, terutama membuat bus medium dengan nama Inobus.
"Terkait sasis kita sudah mulai dari 2013. Kita sudah ada bus single berbasis engine, Inobus juga mereknya," ucap Anang di Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Setelah Inobus, PT INKA mengembangkan sasis bus listrik yang diberi nama E-Inobus. Penyeusaian yang dilakukan dari sasis biasa ke sasis bus listrik memang dirasa cukup banyak.
"Secara pembebanan struktur kan beda (konvensional dan listrik). Kalau konvensional, lebih ke arah depan peletakannya, sedangkan sasis bus listrik merata dan lebih berat," ucapnya.
Kemudian, untuk titik-titik penguatan juga berbeda. Pada bus konvensional, penguatan hanya di sektor mesin saja, sedangkan bus listrik lebih banyak titiknya.
"Kalau ini kan (sasis bus listrik) ada baterai, motor, tersebar lah. mungkin tantangannya itu, kita benar-benar memerhatikan titik-titik penguatan," ucap Anang.
PT INKA sebenarnya sudah megembangkan sasis bus listrik sejak 2020. Saat itu, bus medium dengan ukuran 8 meter dipakai oleh Transjakarta. Lalu muncul prototipe kedua yang juga bus medium dan akan digunakan sebagai armada di G20 November nanti.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/07/181200815/tantangan-inka-produksi-sasis-bus-listrik