JAKARTA, KOMPAS.com - Populasi mobil bertransmisi otomatis atau mobil matik semakin banyak. Agar performanya tetap terjaga, ada cara paling mudah dalam merawatnya.
Banyak yang menilai biaya perbaikan transmisi matik cukup mahal dibandingkan transmisi manual. Padahal, jika dirawat dengan baik, maka transmisi matik bisa memiliki usia pakai yang panjang.
Technical Service Division Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi, mengatakan, untuk transmisi matik, kuncinya hanya satu, yakni rutin menggati oli. Sebab, menurutnya yang paling krusial itu sebenarnya ada di oli.
"Jadi, oli transmisi matik, baik CVT maupun AT, itu akan berpengaruh sangat besar. Pertama, mengenai spesifikasi olinya. Kedua, mengenai jumlah olinya," ujar Bambang, kepada wartawan, saat ditemui di Sunter, beberapa waktu lalu.
Ketiga, Bambang menambahkan, hal-hal lain yang bisa mempengaruhi, seperti kotoran. Jika pada transmisi terdapat banyak kotoran, maka bisa juga mempengaruhi usia pakai dan performanya.
"Jadi, kayak seal yang bocor, itu kan oli bisa keluar dan ada potensi material lain masuk, karena ini sudah rusak. Kalau ini bisa diminimalkan atau kalau rusak langsung diperbaiki, maka usianya bisa panjang," kata Bambang.
Terkait interval pergantian oli transmisi, jangan jadikan jarak atau kilometer sebagai patokan. Khususnya jika kendaraan sering terjebak di kemacetan.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis transmisi matik Worner Matic, mengatakan, sebaiknya pergantian oli transmisi disesuaikan dengan kondisi jalan.
kin sering kendaraan terjebak macet, komponen bagian dalam transmisi terus bekerja. Jadinya, jarak tempuh 15.000 km ke atas tidak relevan," kata Hermas, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Hermas, jika biasanya ganti oli transmisi dilakukan setiap 10.000 km, maka dengan kondisi kemacetan dan waktu kerja komponen yang lebih lama, sebaiknya dipercepat jadi 7.000 km atau 8.000 km.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/23/192200315/cara-paling-mudah-merawat-transmisi-mobil-matik