JAKARTA, KOMPAS.com – Peralihan kendaraan listrik telah membawa banyak perubahan. Dari sektor transportasi umum, penggunaan taksi listrik telah meningkatkan jarak tempuh, namun dengan biaya yang lebih rendah.
Suratmanto, Technical Service Manager PT Blue bird, mengatakan, armada taksi listrik relatif minim kendala. Bahkan, penggunaan taksi listrik membawa beberapa keuntungan bagi pengemudi.
“Sejak beroperasi pada 2019 hingga saat ini, mobil listrik beroperasi cukup baik dan tidak ada masalah,” ujar Suratmanto, dalam webinar Accelerating Battery-Electric Vehicles: Indonesia National Workshop (22/9/2022).
“Rata-rata Km sekarang cukup tinggi, kurang lebih sampai 400 Km per hari. Dan di mana kalau reguler taksi biasa maksimal bisa 300 Km,” kata dia.
Dengan kondisi ini, odometer taksi listrik memang lebih tinggi dibandingkan taksi konvensional. Menurutnya, sejak dioperasikan pada 2019 hingga kini, rata-rata odometer taksi listrik sudah menempuh 500.000 Km.
Dari sisi biaya, dengan naiknya harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, maka estimasi penggunaan sejauh 100 Km, butuh biaya Rp 100.000 untuk 10 liter.
“Kalau kita hitung konsumsi energi per 100 Km, kalau mobil listrik dengan asumsi per kWh Rp 1.650, butuh 26 kWh dengan biaya hanya Rp 42.900,” ucap Suratmanto.
“Penghematan biaya sekitar 57 persen. Sehingga lebih efisien dari sisi cost-nya, dari sisi save energy-nya, untuk mobil listrik,” kata dia.
Kemudian, armada taksi listrik juga tidak perlu repot antre pengisian BBM. Pengemudi hanya harus melakukan isi daya baterai di pool atau tempat-tempat yang sudah disediakan.
“Mobil listrik kita range-nya bisa tempuh 300 Km sekali isi. Namun, dengan operasional hingga 400 Km sehari, maka butuh pengecasan sampai dua kali,” kata Suratmanto.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/23/104200315/jarak-tempuh-taksi-listrik-lebih-jauh-tapi-cost-lebih-rendah