JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak perusahaan otomotif berlomba-lomba menciptakan kendaraan listrik. Tak sedikit juga yang berencana meninggalkan mesin konvensional.
CEO BMW Oliver Zipse mengatakan, dirinya tidak mendukung keputusan untuk mematikan mesin pembakaran internal. Menurutnya, harus lebih banyak yang dilakukan guna mengembangkan kendaraan bertenaga hidrogen.
Zipse juga mengingatkan para politisi agar tetap terbuka terhadap semua teknologi. Selain itu, juga jangan hanya fokus pada kendaraan listrik.
"Kami pikir ini salah untuk mematikan mesin pembakaran di Eropa. Industri akan terlihat berbeda dalam skala dan struktur dibandingkan hari ini jika hanya melihat satu teknologi saja," ujar Zipse, dikutip dari Carscoops.com, Minggu (18/9/2022).
Menurut Zipse, akan ada efek positif jika industri meningkatkan emisi CO2 sebanyak lima persen setiap tahun dan hanya teknologi hidrogen yang dapat melakukannya.
Saat banyak pabrikan lainnya fokus mengembangkan kendaraan listrik, BMW tetap berkomitmen mengembangkan mesin pembakaran internal, hybrid, kendaraan elektrik, dan mobil produksi yang ditenagai hidrogen.
Zipse beralasan, masih banyak negara lainnya yang belum siap infrastrukturnya atau mungkin butuh waktu lama jika harus berpindah semua ke kendaraan listrik.
"Hidrogen adalah material mentah yang dapat diproduksi secara berkelanjutan dan disimpan," kata Zipse.
Selain itu, hidrogen juga tak membutuhkan infrastruktur yang besar, seperti kendaraan listrik yang membutuhkan stasiun pengecasan. Sebab, SPBU bisa saja dikonversii menjadi hidrogen hanya dalam waktu dua hari.
"Kendaraan listrik akan bekerja, tapi bukan satu-satunya solusi. Ini akan butuh waktu lama, Itulah mengapa kami percaya dengan hidrogen. Itu akan datang dan akan datang dengan BMW, saya sangat-sangat yakin akan hal itu," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/18/134200015/tak-hanya-listrik-bmw-minta-produsen-mobil-juga-fokus-ke-hidrogen