JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin banyak mobil baru yang menggunakan transmisi CVT. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi ini memang memiliki keunggulan dari berbagai aspek.
Jika dibandingkan dengan transmisi matik konvensional, CVT memang memiliki kelebihan dari sisi efisiensi bahan bakar dan kenyamanan selama berkendara.
Paling penting yang menjadi ciri utama CVT adalah kelembutan saat berkendara, jadi tidak terasa lagi perpindahan gigi seperti pada mobil matik konvensional. Jadi memang sangat lembut perubahan rasionya.
Selain itu, yang membuat transmisi CVT lebih hemat bahan bakar adalah karakternya yang selalu berusaha mencari efisiensi tertinggi dalam menentukan rasio antara puli primer dan puli sekunder.
Perbedaan tersebut dapat terjadi lantaran transmisi CVT memiliki komponen dasar yang sangat berbeda dari transmisi matik konvensional. Sehingga, pasti akan mempengaruhi besar biaya perbaikan CVT jika suatu saat terjadi kerusakan.
Service Advisor Nissan Bintaro, Rusman mengatakan perbaikan CVT tergolong berisiko sehingga lebih sering disarankan untuk melakukan penggantian satu set CVT, gelondongan.
“Yang paling penting sih dipastikan dulu dari mana kerusakannya, seperti apa kendalanya, sehingga kami bisa memberikan solusi yang terbaik. Bisa dengan mengganti valve conrol-nya saja sembuh, tapi ada juga yang kondisi kerusakannya memang memerlukan diganti satu gelondong, dan kebanyakan seperti itu, sabuk baja dan pulinya sudah kena,” ucap Rusman kepada Kompas.com, Minggu (3/7/2022).
Rusman mengatakan penggantian secara parsial itu memang membutuhkan biaya lebih murah, tapi tidak semua kerusakan bisa dilakukan penggantian sebagian saja. Hal itu wajar saja terjadi, lantaran komponen pada transmisi merupakan satu kesatuan yang saling terhubung.
Sehingga, ketika ada bagian satu rusak maka bagian lainnya akan kena imbasnya. Misal control valve-nya rusak, itu mengakibatkan tekanan oli CVT menjadi tidak stabil, bahkan bisa membuat perpindahan rasio di puli menjadi kasar atau terjadi selip.
Jika sudah terjadi selip pada sabuk baja dan puli, itu dapat dipastikan komponen tersebut rusak karena puli dan sabuk terbuat dari logam. Sehingga, kerusakan menjadi meluas ke mana-mana.
“Lebih baik CVT assy sih, harganya hampir sama dengan penggantian puli dan sabuk bajanya saja,” ucap Rusman.
Selanjutnya dia menjelaskan harga parsialnya dari pengalaman overhaul CVT Grand Livina, daftar estimasi harganya sebagai berikut;
Control valve, Rp 8 jutaan
Puli set dan steel belt, Rp 25 jutaan
CVT assy, Rp 45 jutaan
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/05/181200515/daftar-biaya-perbaikan-transmisi-cvt-pada-mobil