JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis cip semikonduktor memengaruhi industri otomotif global termasuk sepeda motor. Bukan hanya merek-merek yang memproduksi sendiri di Indonesia tapi juga yang basisnya impor alias CBU.
Tersendatnya cip semikonduktor juga dirasakan oleh Triumph. Sebab merek asal Inggris ini mendatangkan unit secara impor, sedangkan produksi di pabrik tersendat.
"Krisis cip semikonduktor, iya itu juga salah satunya ada keterbatasan produksi memang karena supply chain terbatas," kata Sapta Hariaji, Direktur Penjualan dan Pemasaran Triumph Motor Indonesia di Jakarta, pekan lalu.
Aji panggilannya mengatakan, karena masalah cip semikonduktor pihaknya harus menyesuaikan permintaan di pabrik. Adapun saat ini motor Triumph sudah produksi Thailand, jadi didatangkan utuh dari Negara Gajah Putih.
"Kita kalau bicara untuk itu sebetulnya banyak yang kami hilangkan misal jumlahnya berapa kemudian tidak ada jadi dikurangi jumlahnya. Jumlah pemesanan," ungkap dia.
Meski demikian Aji tidak bisa bicara pasti berapa lama inden motor Triumph saat ini. Sebab menurutnya, motor yang masuk sudah dihitung berdasarkan target penjualan.
"Rata-rata inden Triumph sekarang, kalau bicara inden motor seperti ini bisa kita bicara target per enam bulan, kita masukin dulu satu bulan berapa motornya apa saja. Tapi nanti ada perubahan misalkan satu bulan itu belum ada produksi, jadi berdasarkan pemesanan target kita bukan berdasarkan kustomer," katanya.
Berbeda dengan Kawasaki yang sempat bicara peraturan baru soal impor membuat barang masuk jadi lama, Aji bicara tidak ada masalah, hanya saja ada aturan tambahan mengenai perizinan.
"Peraturan impor itu di surat tapi kalau motornya atau barangnya tidak ada masalah. Jadi banyak harus banyak yang dikerjakan lagi, seperti uji dan lainnya, jadi yang seharusnya sebulan bisa selesai jadi nambah dua bulan," ungkapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/05/134100915/imbas-krisis-cip-semikonduktor-berapa-lama-inden-moge-impor