Karena itu, pengecekan ban harus rutin dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tekanan udara ban mobil sebaiknya diperiksa tiap dua minggu sekali untuk perjalanan dalam kota.
Namun jika mobil digunakan dalam jarak jauh atau membawa muatan, sebaiknya pemeriksaan tekanan udara dilakukan sebelum berangkat atau memulai perjalanan.
"Tekanan udara juga harus diisi dalam kondisi ban yang dingin, atau setengah jam setelah dipakai. Karena pada saat kondisi ban panas akan ada suhu atau tekanan angin palsu (fake air)," kata Jusri, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Selain tekanan udara juga periksa fisik ban, periksa apakah ada objek yang menempel atau tidak, seperti batu kerikil atau objek tajam lainnya.
Kemudian, pastikan juga umur ban mobil tidak lebih dari empat atau lima tahun. Alasannya, karena ban terbuat dari bahan karet, tentu saja akan ada batas waktu penggunaannya.
Lalu pastikan grip ban masih bagus dan layak untuk melakukan perjalanan. Pemeriksaan dilakukan agar mobil tidak mengalami selip atau under control pada saat melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh.
"Yang namanya pre tire inspection atau pemeriksaan kondisi ban tidak hanya cukup melihat ban tersebut atau ukuran udaranya secara visual tetapi betul-betul menggunakan alat ukur," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/30/161200415/jangan-asal-ini-cara-memeriksa-tekanan-udara-ban-mobil-yang-benar