Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Impresi Perdana Suzuki Ertiga Hybrid, Responsif dari Putaran Awal

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi menghadirkan mobil keluarga yang menggunakan teknologi hibrida untuk pasar dalam negeri melalui model terlarisnya, Ertiga.

Tersedia di dua varian teratas, yakni GX dan SS, secara sepintas memang tampak tidak ada perubahan yang signifikan dari model konvensionalnya. Bila dicari-cari, hanya indikator pada MID saja yang sedikit bertambah.

Namun ketika dikendarai, perbedaan benar-benar terasa. Tidak heran bila perseroan mengundang beberapa media untuk melakukan first impresion atas mobil ini di pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat jelang peluncuran.

Perasaan tersebut dirasakan redaksi Kompas.com usai mencoba mobil di sirkuit buatan yang disediakan Suzuki Indonesia itu dengan jatah dua lap karena harus bergantian dengan media lain.

Fokus pengujian ialah kemampuan Ertiga Hybrid untuk menanjak (uji hill start assist/HSA), akselerasi, dan kecepatan puncak (120 kpj).

Mengingat, produk ini disematkan teknologi Integrated Starter Generator (ISG) yang dikombinasikan dengan mesin pembakaran dalam dan baterai lithium-ion.

Membuat, Ertiga jadi lebih stabil dalam hal kecepatan serta meminimalisir tenaga yang terbuang saat melakukan perlambatan (deselerasi). Hal ini bisa pengemudi lihat secara jelas pada indikator baru di layar MID.

Kembali ke pengujian mobil, tidak ada masalah sama sekali ketika Ertiga Hybrid melintasi simulasi jalanan menanjak dan terjebak macet di sana. Pasalnya fitur HSA berkerja optimal meski bobot mobil bertambah hingga 29 Kg.

Setelah dari sana, kami pun langsung merasakan akselerasi mobil di trek lurus yang dimulai dari menginjak pedal secara perlahan.

Sontak, tenaga yang dihasilkan dari mesin K15B Ertiga sebesar 102 Tk dan torsi 138 Nm begitu terasa. Bahkan hampir tidak ditemukannya delay atau lemot.

Ini disebabkan adanya acceleration assist yang sebagai salah satu fungsi ISG untuk mendukung agar mobil mampu mencapai tenaga puncak. Pada kondisi ini, sumber tenaga sepenuhnya berasal dari baterai lithium-ion.

Tetapi ketika memasuki putaran menengah atau peralihan kinerja untuk menggerakkan mobil dari baterai lithium-ion ke mesin konvensional, ada sedikit tenaga yang tertahan.

Perkiraan kami, salah satunya dikarenakan Ertiga Hybrid menggunakan transmisi otomatis 4-percepatan konvensional dengan jarak atau gap yang tak terlalu jauh. Sehingga ketika peralihan ke gigi tinggi, ada sedikit jeda.

Walau demikian, untuk mencapai 120 kpj bukanlah persoalan sulit di mobil ini. Karena dari putaran awal saja sudah sangat responsif, sangat cocok untuk kondisi jalanan di Indonesia khususnya perkotaan.

Selain itu, hal yang jadi perhatian redaksi ialah ketika mobil dalam proses perlambatan (deselerasi) tenaga yang biasanya terabaikan ternyata dimanfaatkan untuk mengisi baterai litium-ion. Sehingga tak ada tenaga yang mubazir.

Proses tersebut bisa pengemudi lihat secara langsung di layar MID, di mana menunjukkan bahwa putaran pada kedua ban depan terdapat jarum jam berwarna biru yang menunjukkan ke arah baterai.

Jadi penasaran, kita-kira berapa ya tingkat konsumsi BBM pada Ertiga Hybrid ini?

Mengenai hal itu, akan dibuktikan langsung dalam acara yang digelar Suzuki Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/20/100200015/impresi-perdana-suzuki-ertiga-hybrid-responsif-dari-putaran-awal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke