JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi hibrida alias hybrid pada mobil secara sederhana bisa dibilang sebagai perpaduan antara dua jenis sumber tenaga, yaitu mesin dan motor listrik.
Dengan melakukan perpaduan tersebut diharapkan laju kendaraan lebih bertenaga, hemat bahan bakar, dan minim emisi.
Namun sebenarnya, teknologi hybrid pada mobil tidak sesederhana itu. Sistem kerjanya melibatkan berbagai komponen yang saling berkesinambungan dalam menjaga efektivitas kerja kedua sumber tenaga tersebut.
Bahkan, berdasarkan rangkaian cara kerjanya, teknologi hybrid pada mobil memiliki beberapa jenis.
Secara umum, ada 4 jenis mesin hybrid yaitu mild hybrid, serial hybrid, paralel hybrid dan serial-paralel hybrid. Meski, komponen utamanya selalu sama yaitu berupa mesin konvensional, motor listrik, dan baterai.
Mild hybrid
Berdasarkan keterangan yang diambil dari situs resmi Toyota Irlandia, komponen mild hybrid sama saja dengan hybrid. Hanya saja yang menjadi pembeda adalah motor listrik yang terpasang tidak mampu menjadi sumber tenaga tunggal pada suatu kendaraan.
Hal ini disebabkan mild hybrid dibekali baterai yang jauh lebih kecil dari pada full hybrid, yaitu hanya sekitar 48 volt. Baterai sekecil ini tentu saja tidak akan mampu menggerakkan mobil sendirian. Meski demikian baterai tersebut bisa menambah tenaga bersamaan dengan mesin konvensional ketika mobil melakukan akselerasi atau awal jalan.
Nah, mobil yang mengadopsi mild hybrid pada saat ini cukup banyak, satunya adalah Suzuki Ertiga Hybrid yang sedang diluncurkan hari ini. Selain itu juga ada, Audy A6 Hybrid 2012, Honda CR-Z 2007, Suzuki Baleno SHVS 2016, Renault Scenic Hybrid Assist 2017, Peugeot 508 RXH 2014, Audi A6 Hybrid 2012 dan lain sebagainya.
Serial hybrid
Sementara Serial Hybrid merupakan teknologi paling sederhana pada teknologi hybrid. Hal ini dikarenakan rangkaian kerjanya memang yang paling sederhana. Sumber tenaga penggerak pada mobil serial hybrid adalah motor listrik sepenuhnya yang digerakkan oleh baterai berkapasitas cukup besar.
Sementara mesin konvensional hanya bertugas mengisi daya baterai ketika dibutuhkan. Jadi, biasanya mesin yang disematkan pada mobil serial hybrid memang berkapasitas kecil yang penting bisa digunakan untuk mengisi baterai.
Rangkain kerja hybrid ini sangat sederhana, dan diterapkan pada beberapa mobil di pasaran salah satunya adalah Nissan Kick e-Power. Selain itu serial hybrid juga diterapkan pada Chevy Volt dan Toyota Raize Hybrid.
Paralel hybrid
Sedangkan paralel hybrid adalah perpaduan antara mesin konvensional dan motor listrik secara paten, tidak bisa dipisah. Jadi, keduanya selalu bekerja secara bersama-sama sehingga biasanya dilengkapi dengan batarai yang lebih kecil.
Mau mobil sedang melaju kencang, jalan pelan atau sedang terjebak macet, kedua komponen tersebut selalu bekerja. Hanya saja terkadang pada kecepatan rendah mesin konvensional menyalurkan tenaganya untuk mengisi baterai seperti alternator pada kendaraan biasa.
Konsep hybrid sepert ini juga diterapkan pada beberapa mobil di pasaran seperti Honda Insight, Civic, Accord. Honda menamai paralel hybrid ini dengan sebutan Intergrated Motor Assist (IMA). Selain Honda, beberapa produk dari BMW dan Mercedes Benz juga menggunakan konsep paralel hybrid ini.
Serial-paralel hybrid
Nah, yang terakhir serial-paralel hybrid, ini merupakan konsep yang paling efisien. Hal ini dikarenakan mesin konvensional dan motor listrik bisa bekerja terpisah.
Saat putaran rendah, maka motor listrik yang menjadi sumber tenaga tunggal untuk suatu kendaraan. Sementara pada kecepatan sedang hanya mengandalkan putaran mesin konvensional sebagai sumber tenaga.
Jadi, antara mesin dan motor listrik tersebut ada yang mengatur kapan motor listrik harus kerja sebagai tenaga kendaraan, kapan mesin harus kerja sebagai tenaga kendaraan, dan kapan mereka harus bekerja secara bersamaan.
Bahkan, selain sebagai sumber tenaga mobil, motor listrik juga bisa berfungsi sebagai generator atau pembangkit listrik. Sehingga baterai akan senantiasa terisi ketika motor listrik sedang tidak bertugas sebagai sumber tenaga mobil. Semua itu disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan.
Pada penjelasan kanal Youtube Toyota Global Official, ada kalanya mesin tidak bekerja sama sekali, sehingga hanya mengandalkan tenaga motor yang digerakkan oleh listrik dari baterai. Model seperti ini akan dijumpai ketika mobil mulai menyala hingga berjalan pelan.
Dengan demikian, saat itu mobil digerakkan oleh motor listrik secara penuh. Tanpa suara mesin, tanpa mengonsumsi bahan bakar. Ini artinya tidak ada emisi, dan tanpa mengonsumsi bahan bakar. Mode ini akan berakhir ketika pengemudi membutuhkan mobil melaju lebih kencang atau akselerasi.
Ketika kendaraan melaju sedang, mesin menjadi sumber tenaga kendaraan secara penuh. Saat itu motor listrik sedang bertugas sebagai generator untuk mengisi daya baterai bila status baterai membutuhkan pengisian. Tapi bisa saja motor listrik enggak bekerja bila baterai sudah terisi penuh.
Baru, ketika pengemudi membutuhkan tenaga besar seperti akselerasi, atau menanjak, mesin dan motor listrik akan bekerja sama sebagai sumber tenaga kendaraan. Sehingga tenaga yang dihasilkan maksimal.
Begitu pengemudi melakukan pengereman atau melepas pedal gas, secara spontan motor listrik yang tadinya sebagai sumber tenaga kendaraan berubah sebagai generator untuk mengisi baterai. Hal itu bisa berjalan dengan baik berkat ECU senantiasa mengaturnya.
Tentu saja ECU tidak bekerja sendirian. Dia dibantu oleh berbagai sensor yang tersebar di titik-titik krusial pada kendaraan, seperti; roda, pedal gas, output transmisi, pedal rem, dan masih banyak lagi tentunya.
Beberapa mobil sudah menggunakan konsep ini, salah satunya Toyota Prius yang menyandang mobil hybrid paling irit bahan bakar di dunia. Selain itu juga ada Ford Escape Hibrida, dan Toyota Camry Hybrid
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/10/151200715/mengenal-teknologi-hybrid-yang-banyak-dilirik-pabrikan-mobil