JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah berkembang menjadi sebuah tren, namun helm retro yang hadir tanpa visor atau kaca tak begitu disarankan untuk digunakan.
Hal tersebut bukan karena masalah legalitas dari merek helmnya, namun lebih ke soal keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna sepeda motor.
Walau di satu sisi terlihat estetis, tapi menggunakan helm tanpa visor tak akan maksimal dalam memberikan perlindungan.
Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjelaskan, helm yang baik tetap dilengkapi dengan kaca.
Tujuannya untuk mengurangi risiko mata terganggu akibat debu, atau kelilipan binatang kecil saat berkendara.
Pada dasarnya, Jusri tak menyalahkan penggunaan helm tanpa kaca. Tapi guna menghindari risiko tadi, sebaiknya diantisipasi dengan menambah pemakaian goggle, yakni kacamata plastik berukuran besar.
"Jadi bisa saja tidak ada kaca. Tetapi pengendara motor harus melengkapinya dengan goggle sebagai tambahan pelengkap," kata Jusri beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.
Tak hanya itu, Jusri juga menekankan kualitas helm yang dipilih harus tetap memenuhi standar keselamatan.
Karena itu, disarankan para penggemar helm retro untuk mencari helm yang telah mengantongi standar dengan logo SNI.
"Karena helm bukan soal aturan, estetika, dan kenyamanan semata. Tapi juga sebagai safety gear yang berfungsi mengurangi risiko cedera serius pada kepala hingga kematian dari seseorang pada kecelakaan kendaraan bermotor," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/12/123100915/risiko-gunakan-helm-tanpa-kaca