Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya, Jangan Mengemudi dalam Kondisi Mengantuk

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang terjadi akibat pengemudi mengantuk sudah sering terjadi dan kerap memakan korban jiwa.

Belum lama  ini terjadi kembali kecelakaan akibat sopir mobil Fortuner mengantuk, di Desa Pancasila, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, Selasa (19/4/2022).

Akibatnya, dua orang yang ditabrak mobil Fortuner tersebut tewas. Satu orang meninggal di tempat kejadian, sementara lainnya meninggal beberapa jam setelah menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Poso.

"Korban tabrak seorang pengendara perempuan dan pekerja jalan meninggal dunia. Akibat kejadian itu, massa yang marah membakar mobil Fortuner tersebut. Untuk sopir dan keluarganya berhasil diamankan dan selamat dari amukan massa," ucap Kapolsek Pamona Timur Iptu Jufri Lawendatu, seperti dikutip Kompas Regional, Rabu (20/4/2022).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Jufri mengatakan bahwa sopir mobil tersebut mengantuk dan tertidur sehingga terjadi kecelakaan.

Mengemudi saat mengantuk atau keadaan lelah sangat berbahaya, baik bagi pengemudi maupun pengguna jalan lainnya. Saat sudah mengantuk, tidak ada opsi lain yang aman selain beristirahat sejenak, khususnya jika sudah berkendara dalam durasi melebihi tiga jam.

"Microsleep, atau ngantuk, atau lelah, sebenarnya obatnya hanya tidur ya. Memang banyak sekali kita melewati atau melakukan perjalanan jauh ini tidak melakukan aktivitas istirahat secara berkala. Padahal, itu penting mengemudi maksimal kemudian diselingi dengan istirahat," ucap Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sony menjelaskan, saat beristirahat penting bagi pengemudi untuk membuat saraf, otak dan otot terangsang. Misalnya, dengan berbincang, meminum kopi dan melakukan peregangan.

Menyiasati dengan mendengarkan musik, minum stimulan atau merokok sambil berkendara sebenarnya tidak efektif. Menurut Sony, walaupun secara fisik mungkin pengemudi tidak merasa mengantuk, otaknya yang akan "tertidur".

"Menurut saya enggak aman, enggak boleh. Dia harus segera atur, di mana dia harus segera berhenti. Mengemudi maksimal tiga jam, lakukan perenggangan terhadap otot, saraf dan otak," ucap Sony.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/21/091200215/bahaya-jangan-mengemudi-dalam-kondisi-mengantuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke