JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Riset Ekonomi PT Bank Mandiri Tbk memprediksi bila sektor otomotif, khususnya kendaraan roda empat akan mencapai torehan positif sampai 5,2 persen pada tahun ini.
Hal tersebut tercermin dari tren positif penjualan mobil di pasar domestik sepanjang 2021 usai diberlakukan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan dilanjutkan bertahap sampai kuartal akhir 2022.
Di satu sisi, kepercayaan masyarakat (consumers confidence) juga turut pulih seiring pemulihan ekonomi akibat distrubsi vaksin yang dimulai sejak awal tahun lalu.
Selain itu, tingginya harga-harga komoditas sepanjang tahun lalu pun ikut memberikan kontribusi agar penjualan mobil niaga terdorong.
“Lonjakan pertumbuhan penjualan mobil di Desember 2021 didorong oleh tingginya penjualan mobil penumpang jelang berakhirnya insentif PPnBM. Dengan berakhirnya insentif, masyarakat cenderung mempercepat atas rencana pembelian mobilnya," tulis pernyataan resmi perseroan.
Sebagai catatan, kinerja penjualan mobil penumpang pada 2021 tumbuh sebesar 69,7 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya dengan total penjualan 660.000 unit.
Sementara kinerja penjualan mobil niaga tumbuh sebesar 58,9 persen yoy dibanding dari capaian 2020 dengan total penjualan 227.000 unit.
Adapun pada tahun 2022, tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan penjualan mobil akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi.
“Kami memperkirakan penjualan mobil di tahun 2022 akan meningkat 5,2 persen dengan total penjualan 933.000 unit. Kami berpendapat bahwa hilangnya insentif diskon PPnBM di tahun 2022 menyebabkan harga-harga mobil meningkat," tulis pernyataan itu lagi.
"Namun, penurunan penjualan mobil akibat hilangnya insentif tersebut akan berlangsung sementara, mengingat faktor pemulihan ekonomi dan program vaksinasi yang terus berlanjut memiliki dampak yang lebih besar terhadap penjualan mobil," lanjutnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/19/160100315/penjualan-mobil-tahun-ini-diprediksi-naik-5-2-persen