JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan truk trailer kerap terjadi di Indonesia dalam enam bulan terakhir. Misalnya seperti trailer yang menimpa Hyundai Palisade, atau yang terguling dan menutupi ruas tol.
Salah satu penyebab dari truk yang terguling ketika berjalan adalah tidak kuat menanjak. Jadi kepala truk atau tractor head tidak kuat menarik trailer dengan kontainer di belakang sehingga bergerak mundur.
Salah satu penyebab tidak kuatnya truk menarik trailer dikarenakan tata cara pemuatan yang salah. Masih sering ditemui, pasangan truk dengan trailer yang diangkut tidak sesuai sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, masalah truk yang gagal menanjak dikarenakan power to weight ratio yang terlalu kecil.
“Jangan sampai truk dengan tenaga 235 PS menarik trailer 40 feet, nanti enggak kuat nanjak malah ngerepotin yang di belakangnya,” ucap Wildan di Jakarta, Sabtu (18/12/2021).
Wildan menjelaskan, untuk saat ini, langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah kecelakaan truk gagal menanjak adalah sesuaikan truk dengan trailer. Masih banyak ditemui truk yang salah menarik trailer yang bukan peruntukannya.
Truk engkel atau susunan ban 1.2 hanya bisa menarik trailer 20 feet. Sedangkan truk tronton (susunan ban 1.2.2) baru bisa menarik trailer 40 feet.
Namun, ada kendala mengenai penerapan truk menarik trailer yang sesuai di lapangan, yakni mengenai ongkos logistik. Truk tronton punya harga yang lebih mahal, tapi pada akhirnya ongkos angkut tetap sama dengan truk engkel.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/22/102200415/knkt-ungkap-alasan-kerap-terjadi-kecelakaan-truk-trailer-di-jalan