JAKARTA, KOMPAS.com - Komunikasi secara daring menjadi pilihan berinteraksi di tengah pandemi Covid-19. Termasuk urusan menjalin silahturahmi dalamkomunitas mobil seperti yang dilakukan Terios Rush Club Indonesia (TeRuCi).
Untuk menjalin keakraban, para loyalis pengguna Toyota Rush dan Daihatsu Terios menggelar acara nongkrong virtual antar chapter yang mengangkat tema soal perawatan kendaraan dalam keseharian komunitas.
Acara yang dihadiri puluhan anggota dari chapter Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang ini ikut menggundang Ketua Koalisi Indonesia Bebas Tar (Kabar) Ariyo Bimmo. Hal ini karena menyangkut tema yang diusung soal perawatan interior mobil agar tetap prima.
"Hari ini kita kumpul untuk merawat hubungan antar anggota. Sama seperti mobil, biarpun intensitas bertemu (fisik) menurun, kualitas harus tetap bagus," kata Humas Pengurus Pusa TeRucI Reza Dado, dalam keterangan resminya, Minggu (5/9/2021).
Menurut Reza, adanya pembatasan mobilitas di tengah pandemi, pantang membuat lalai pemilik mobil dalam merawat interior, terlebih bila mobil jarang digunakan. Dengan rutin membuka kaca jendela dan pintu, sangat berguna memberikan sirkulasi udara.
Tak hanya itu, Reza juga meminta para anggota TeRuCi untuk menghentikan kebiasaan merokok di dalam mobil. Hal tersebut karena ada efek yang sangat merugikan.
"Merokok di dalam mobil bisa menimbulkan bau, merusak interior, dan berpengaruh kepada harga jual mobil nantinya," ucap Reza.
Sementara itu, Bimmo menjelaskan mengenai bahayanya kebiasaan merokok di dalam kabin mobil yang kerap dianggap sepele, yakni menyangkut soal keselamatan dan kualitas udara untuk kesehatan.
Menurut Bimmo, efek dari merokok di dalam kabin mobil tak hanya berdampak bagi pengendara, tapi juga penumpang lain sama-sama ada di dalamnya.
"Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang akan menempel di interior mobil. Asap inilah yang sangat berbahaya dan bisa ikut terhirup oleh orang lain di sekitar perokok dan berbahaya bagi kesehatan," ucap Bimmo.
Salah satu cara untuk mengurangi, menurut Bimmo dengan tidak mengkonsumsi rokok sama sekali di dalam kabin. Bila sulit, bisa menggunakan tembakau alternatif, layaknya rokok elektrik atau tembakau yang dipanaskan.
Kondisi tersebut diklaim dapat mengurangi bahaya dari kebiasaan merokok. Fakta ini dibuktikan dari hasil penelitian oleh lembaga riset dan pemerintah di berbagai negara.
Namun demikian, Bimmo mengingatkan bahwa menggunakan produk tembakau saat mengemudi tidak disarankan karena dapat berisiko dari aspek keselamatan berkendara.
"Penggunaan produk tembakau alternatif dibandingkan dengan lanjut merokok adalah upaya pengurangan bahaya atau harm reduction. Sama dengan tidak merokok sambil berkendara, atau penggunaan sabuk keselamatan, itu juga untuk mengurangi bahaya," kata Ariyo.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/06/163100715/loyalis-rush-dan-terios-ingatkan-bahaya-merokok-di-dalam-mobil