JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan anjuran berkegiatan dari rumah beberapa waktu belakangan membuat intensitas pengguna mobil berkurang.
Hal ini merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Meski demikian, pemilik diimbau untuk terus melakukan perawatan dan pengawasan terhadap mobil. Pasalnya, beberapa bagian bisa mengalami penyusutan fungsi. Lantas, bagaimana dengan oli?
Sebagaimana diketahui, tak jarang pemilik kendaraan yang beranggapan bahwa cairan pelumas ini bisa kedaluwarsa atau habis masa optimalnya.
Head of After Sales & CS Operation Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Boediarto mengatakan, oli mesin tidak akan pernah basi maupun kedaluwarsa, meski mobil tidak digunakan dalam waktu yang lama.
Namun, mesin mobil yang lama tidak dinyalakan akan menyebabkan penumpukan di bak oli, yang dikhawatirkan akan menimbulkan slush, sehingga mengakibatkan terganggunya operasional mesin ketika ingin dikendarai.
“Oli mesin punya lifetime hanya kalau dipakai, karena dia akan terkontaminasi dengan karbon pembakaran. Tapi kalau basi karena mobil dipakai itu tidak ada,” ucapnya dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Guna mencegah hal ini, diimbau untuk pemilik kendaraan supaya runtin memanaskan mobilnya setiap tiga hari sekali agar melancarkan sirkulasi pada komponen-komponen terkait.
“Jika memungkinkan, jalankan juga mobil hingga 10 menit. Jadi informasi yang didapatkan terkait mobil mulai dari tekanan angin hingga altenator bisa diketahui,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/22/081200015/mobil-terlalu-lama-parkir-di-garasi-oli-mesin-bisa-kedaluwarsa-