JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali sejak 3-20 Juli 2021, membuat sebagian masyarakat memilih tinggal di rumah, sehingga mobil jadi lebih sering berada di garasi.
Salah satu yang kerap dilakukan pemilik mobil lama tidak dipakai ialah menyarungkan bodi mobil. Pemakaian sarung penutup mobil itu berguna untuk menangkal debu atau bahkan goresan kuku kucing.
Kendati demikian, tidak semua sarung penutup bagus untuk mobil. Seperti dikatakan oleh Owner Makko Group Christopher Sebastian, bahwa pemilihan sarung penutup mobil yang tidak tepat bisa menimbulkan baret pada bodi mobil.
“Tidak hanya baret halus pada permukaan cat mobil. Memakai sarung penutup yang kurang baik juga bisa membuat kualitas cat menurun,” ujar Christopher saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Christopher menyarankan, pemilik mobil sebaiknya memilih sarung penutup mobil dari bahan yang tebal dan anti air. Menurut Christopher, sarung penutup mobil yang bagus, bukan cuma bisa menangkal debu tapi juga tidak bikin lembab.
“Cari yang tidak bikin bodi lembab, karena kalau pakai bahan yang bikin lembab, penguapan kimia dari cat jadi keluar. Sehingga pada mobil berwarna putih, biasanya akan timbul bercak-becak kuning,” kata dia.
Jika mau bagus kata Christopher, bisa menggunakan bubble cover. Sesuai namanya, bentuknya seperti balon transparan yang membungkus mobil. Hanya saja biasanya harganya lebih mahal.
“Perbedaannya yaitu pada mekanismenya. Di dalam bubble cover tetap ada udara, dan udara tersebut bersirkulasi sehingga tetap segar dan tidak lembab. Udara itu dihasilkan dari kompresor,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/04/172100515/mobil-jarang-dipakai-saat-ppkm-darurat-pilih-sarung-penutup-yang-aman