JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang belum sadar jikalau menyalip atau mendahului kendaraan lain merupakan kegiatan yang berbahaya.
Faktanya, kecelakaan paling sering terjadi saat kendaraan sedang menyalip.
Seperti contoh video yang diunggah oleh akun instagram @dashcamindonesia, Rabu (16/6/2021), memperlihat dua mobil yang nyaris adu banteng lantaran pengemudi Toyota Avanza nekat mendahului truk di jalan menanjak.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, baik di Indonesia dan di dunia angka kecelakaan karena menyalip cukup tinggi, yakni mencapai 70 persen.
“Kecelakaan terjadi di Indonesia atau luar negri kalau kita pilah pilih ternyata yang paling besar itu menyalip. Hampir 70 persen - 72 persen kecelakaan terjadi pada saat menyalip,” ucap Jusri belum lama ini kepada Kompas.com.
Oleh karena itu, di seluruh dunia aturan yang paling banyak saat berkendara adalah soal menyalip kendaraan. Baik dari segi tempat hingga tata cara menyalip yang benar.
Menurut Jusri, karena menyalip kendaraan lain merupakan kegiatan yang berbahaya, maka dibutuhkan proses yang benar sebelum melakukannya. Apalagi mendahului kendaraan besar seperti bus dan truk, atau menyalip di jalan yang ramai plus dua jalur berlawanan.
“Apalagi di dua jalur lalu lintas, pada saat itu selain kecepatan kita harus lebih tinggi dari kendaraan yang disalip, kita juga menggunakan jalur badan orang atau arah berlawanan,” kaa dia.
Jusri menambahkan, ketika menyalip motor dianggap tidak berisiko karena blind spot kendaraan kecil. Tapi hal itu berbeda kalau harus menyalip bus atau truk terutama di jalan raya.
“Kalau bus dan truk kita tidak melihat apa yang ada di depan dia. Kalau misalkan di depan ada binatang (anjing/kucing) menyebrang, dan di saat yang sama sopir tidak melihat kita, selain mengerem opsinya apalagi? ya buang ke kanan. Sedangkan kita ada di sisi kanan, habis kita,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/17/100200815/dua-mobil-nyaris-adu-banteng-pahami-bahaya-menyalip-di-tanjakan