JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mobil BMW keluaran lama masih menjadi favorit lantaran memiliki tampilan yang mewah.
Namun, dengan menyandang status mobil mahal dan lawas, banyak yang mengatakan bahwa suku cadang BMW dinilai mahal dan sulit didapatkan. Lantas, benarkah hal tersebut?
Hal tersebut nampaknya bisa dibantah, pasalnya dengan kemajuan teknologi saat ini memudahkan untuk membeli sparepart secara online, baik itu dalam negeri maupun luar negeri.
Dustin Airlangga Radityatama anggota komunitas Bimmer Underground Community Keep Solidarity (BUCSK) pemilik BMW E90 320i lansiran tahun 2006 mengatakan anggapan tersebut tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar juga.
“Saya sendiri kalau ke bengkel biasanya menghabiskan dana Rp 1 juta lebih, tapi itu bukan perawatan rutin. Kalau perawatan rutin sewajarnya saja Rp 500.000 sampai Rp 600.000,” ucap Dustin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/5/2021).
Dustin pun menepis anggapan bahwa spare part atau suku cadang BMW sulit dicari dan mahal.
“Cari spare part-nya gampang banget, banyak e-commerce sekarang jadi tidak usah bingung,” katanya.
Ia juga sempat berbagi membagikan pengalaman servis mobil BMW E90 320i kepunyaannya yang sudah dimiliki sejak enam tahun lalu.
“Ini kejadian taun lalu. Sistem pengereman saya tidak enak, feeling saya booster rem bocor. Setelah dicek ternyata benar, ada rembes oli dari dekat gearbox. Saat tagihannya keluar ekspektasi saya hanya Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta, ternyata totalnya Rp 5 jutaan,” ucap Dustin.
Meski begitu, Dustin mengaku tidak kapok dan akan terus menggunakan mobil sedan Eropa tersebut sebagai tunggangannya sehari-hari.
“Memang kalau mobil Jepang itu cocok buat yang maunya praktis, perawatannya mudah. Tapi, kalau buat hobi enak BMW, rasa mengemudinya beda. Ketika nyetir seperti ada soulnya,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/11/154100715/benarkah-suku-cadang-dan-servis-bmw-mahal-serta-sulit-dicari-