Posisi pebalap Monster Energy Yamaha itu melorot jauh ke belakang karena tangannya lemas. Quartararo mengaku tak kuat meremas tuas rem dan memutar gas.
Sebelumnya, pebalap Ducati Lenovo Jack Miller dan pebalap KTM Iker Lecuona juga harus dioperasi setelah dua balapan pembuka di GP Qatar, karena masalah yang sama.
Selain itu pebalap Aprilia Aleix Espargaro juga dijdwalkan bakal melakukan operasi arm pump usai GP Perancis.
Ditengarai, banyaknya pebalap yang mengalami masalah arm pump karena motor MotoGP saat ini terlalu ekstrem untuk tubuh manusia.
Aleix mengatakan, motor MotoGP modern sangat kencang dan menuntut fisik yang luar biasa.
"MotoGP semakin cepat dan cepat. Motor memiliki lebih banyak downforce. Aerodinamika menjadi lebih baik dan performa meningkat. (Badan) kami bukan mesin seperti motor. Kami adalah manusia," katanya mengutip Motorsport-Total.com, Minggu (9/5/2021).
"Akselerasi motornya luar biasa. Dari satu tikungan ke tikungan berikutnya bisa mencapai lebih dari 200 kpj. Anda harus bisa beraksi. Ini sangat sulit. Saya tidak tahu bagaimana kami ke depannya," katanya.
"Saya suka olahraga dan saya suka mencoba hal-hal baru agar bugar. Tapi saya tidak tahu bagaimana kita bisa berlatih untuk memperbaikinya. Saya berlatih lebih keras dari sepuluh tahun yang lalu. Saya berbicara dengan Dokter Charte lagi dan harus dioperasi lagi," kata Aleix.
Pebalap Esponsorama Racing, Luca Marini, mengatakan, banyak hal yang menyebabkan arm pump. Selain teknis juga hal lain yang bahkan terlihat remeh seperti wearpack terlalu sempit.
"Misalnya, setelan kulit bisa jadi terlalu ketat. Itu yang terjadi dengan saya di masa lalu. Sehingga menyebabkan posisi tuas rem berada dalam posisi yang aneh," katanya.
"Bahkan bagi mekanik, tidak mudah saat mereka merombak sepenuhnya motor agar semuanya berada pada posisi yang sama lagi. Perbedaan tuas rem satu milimeter dapat memicu terjadinya arm pump," katanya.
Adik Valentino Rossi ini mengatakan, arm pump juga bisa terjadi saat pebalap naik kelas dan tidak terbiasa dengan bobot motor yang lebih berat.
"Motornya lebih berat dan Anda harus mengerem lebih keras daripada di kelas sebelumnya," kata Marini.
Hal itu diamini oleh pebalap pabrikan KTM Miguel Oliveira yang melakukan operasi pada 2016, pada tahun pertama setelah naik kelas ke Moto2.
"Saya praktis tidak bisa balapan dan hanya menjadi penumpang di setiap seri," katanya.
"Pada akhir musim itu saya menjalani operasi dan segera saya merasa seperti pebalap yang sama sekali berbeda," katanya.
"Ya, itu faktor yang sangat membatasi. Saya kira itu tergantung dari orangnya. Setelah operasi, kadang menjadi lebih kuat, kadang lebih lemah. Motor menjadi lebih cepat dan grip kami lebih kuat. Kami juga mengerem lebih keras," katanya.
Pebalap LCR Honda, Alex Marquez juga mengalami arm pump pada musim 2015 saat masih di Moto2.
"Saya menjalani operasi pada akhir 2016. Di Moto2 saya mengalami masalah dengan kedua lengan. Saat itu Moto2 masih sering pakai kopling," katanya.
Sampai saat ini tidak ada jaminan latihan yang dapat mencegah arm pump. Artinya meski sudah latihan fisik yang benar, seorang pebalap tetap dapat mengalami arm pump.
Banyak pebalap berlatih motorcross atau flat track untuk melatih bagian bawah lengan. Meski sampai saat ini belum terbukti dapat menghindari arm pump.
"Saya pikir motorcross membantu," kata Juara Dunia 2020 Joan Mir.
"Dengan begitu Anda melatih lengan dan lebih sedikit masalah. Saya kira begitu, tapi saya tidak tahu. Jika Anda banyak berlatih dengan motor, Anda bisa mengatasi masalah ini," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/09/160100815/cedera-arm-pump-cedera-menakutkan-buat-pebalap-motogp