JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus rem blong yang dialami bus dan truk di Indonesia, masih menjadi momok menakutkan karena biasanya berujung pada kecelakaan. Penyebab rem blong alasan utamanya, karena kampas rem yang overheat.
Tapi, ada 20 persen dari kejadian yang disebabkan karena malfungsi pada sistem pengereman.
Salah satu malfungsi pada rem yang sering menjadi penyebab rem blong adalah gap antara kampas rem dan tromol yang terlalu besar. Dengan gap yang terlalu besar, kadang pengemudi merasa rem jadi kurang pakem.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan mengatakan, gap antara kampas rem dengan tromol idealnya adalah antara 0,3 mm sampai 0,6 mm.
“Dengan gap seperti itu, dia akan mampu memberikan gaya pengereman 100 persen. Ketika gap melebar, maka gaya pengereman tersebut akan menurun,” ucap Wildan dalam Webinar Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, belum lama ini.
Wildan menemukan kasus gap yang terlalu besar ini pada kecelakaan di Bawen, gap antara kampas rem dengan tromol jadi 2,6 mm. Artinya, gaya pengereman tinggal tersisa 5 sampai 10 persen saja.
“Yang dirasakan pengemudi, remnya enggak pakem. Sehingga dia sering megocok rem yang akhirnya membuat angin di tangki udara tekor, pedal rem jadi keras dan terjadi rem blong,” kata Wildan.
Sehingga jika menemukan gap antara kampas rem dengan tromol terlalu besar, sebaiknya disetel kembali. Bahkan bisa juga diganti kampasnya dengan yang baru.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/24/090200715/apa-penyebab-rem-blong-pada-bus-dan-truk-yang-berujung-kecelakaan