JAKARTA, KOMPAS.com - Menerobos genangan air atau banjir bukanlah suatu langkah yang aman untuk dilakukan para pengemudi mobil, terutama untuk kendaraan bermotor listrik.
Sebab, jika melebihi batas wajar, siap-siap mengeluarkan kocek jutaan hingga puluhan juta rupiah untuk melakukan perbaikan.
“Adapun biaya pergantian baterai, kalau dulu saya pernah ganti punya Toyota Camry Hybrid, sekitar Rp 50 jutaan. Jadi kurang lebih model lainnya segitu,” ujar Service Head Auto2000 Jayakarta Hendra Leksmono, belum lama ini kepada Kompas.com.
Namun, Hendra melanjutkan untuk keputusan pergantian baterai tidak dilakukan begitu saja. Pihak Auto2000 harus melakukan pengecekan terlebih dahulu lewat beberapa tahap.
“Kalau mobil terendam sampai jok, sudah pasti baterai rusak karena posisi baterai mobil listrik berada di bawah bagasi. Tapi kalau belum sampai itu volume airnya, kita cek lagi,” katanya.
Menurut Hendra, jika hanya satu cell yang rusak, berarti kemampuan baterainya masih di atas 85 persen dan masih bisa digunakan.
Meski begitu, tentu akan afa risikonya kalau salah satu bagian pada baterai kendaraan listrik rusak, yakni menurunnya usia pakai.
“Terkait penanganan atau SOP kendaraan listrik yang terkena banjir, pertama kita lepas dahulu kabel tegangan tingginya. Seluruh aliran listrik dihentikan dahulu untuk kemudian dibersihkan. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan ulang pada jalur-jalur kabel,” kata Hendra.
Bila sudah selesai semua, diler akan melakukan tes kelaiakan menggunakan sistem komputer yakni GTS. Jika terbaca tidak ada masalah, baru mobil dinyalakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/24/144100515/baterai-mobil-listrik-rusak-biaya-gantinya-rp-50-jutaan