JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan berat alias truk masih kerap terjadi, khususnya pada jalur bebas hambatan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurang memahami titik buta atau blind spot.
Pasalnya, semakin besar suatu kendaraan maka titik buta-nya semakin luas saat dikendarai.
Apalagi jika kendaraan terkait membawa muatan besar, sehingga tak jarang pengemudi truk yang tak melihat kendaraan lain di beberapa sudut tertentu.
"Sementara kendaraan pribadi yang umumnya berukuran lebih kecil memiliki kecenderungan untuk mengemudi dengan kecepatan cukup tinggi dan menyalip-nyalip. Maka, pengetahuan tentang blind spot di truk ini jadi penting," kata Jusri Pulubuhu, Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Kompas.com, Senin (11/1/2021).
Menurut Jusri, titik blind spot terbesar truk ada pada bagian belakang. Memang, semua kendaraan memiliki titik buta di sudut tersebut tapi khusus pada truk lebih parah karena terhalang muatan.
“Buat kendaraan seperti truk, selain karena pilar-pilar yang ada, blind spot disebabkan juga karena muatan kendaraan yang menutupi bidang pandang untuk sisi bagian belakang,” ujar Jusri.
Kedua, ada di sisi kiri kendaraan dengan kondisi setir di sebelah kanan. Jadi ketika berada di posisi tersebut sebaiknya berhati-hati, karena pengemudi truk kemungkinan tak melihat keberadaan kita.
Selanjutnya ada di sisi bagian depan seiring dengan ketinggian truk yang membuat pengemudi tak bisa melihat objek di depan mereka.
“Pada bagian depan, minimal ada dua meter dari sisi depan truk baru pengemudi bisa melihat. Sementara jika kurang dari itu, akan menghawatirkan, bisa tertabrak atau terlindas,” tutur Jusri.
Jusri menambahkan, untuk mengetahui kita berada dalam posisi blind spot truk yaitu dari spion truk sendiri. Apakah kita bisa melihat wajah si pengemudi truk dari spion kanan atau kirinya atau tidak.
"Jika tidak, maka kemungkinan besar mereka juga tidak melihat kita," paparnya.
"Paling aman memang bersabar kalau ingin mendahulukan truk. Sementara jika berada di jalanan yang menurun, sebisa mungkin ambil jarak yang cukup jauh atau berhenti di pinggir dahulu, biarkan truk-truk lewat," kata Jusri lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/11/180100615/tekan-potensi-kecelakaan-pahami-titik-buta-pada-truk