JAKARTA, KOMPAS.com - Blind spot atau titik buta pada kendaraan bermotor tidak hanya terdapat di truk dan bus yang memiliki dimensi besar, tetapi juga mobil keluarga kecil.
Hal ini dikarenakan tiap pengemudi memiliki batasan area pandangan tersendiri. Sehingga, diperlukan alat bantu untuk mendeteksi beberapa sudut pada mobil, salah satunya kaca spion.
Training Director The Real Driving Center ( RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seorang pengendara untuk meminimalisasi titik buta pada kendaraannya.
"Selain memaksimalkan area pandang pada spion, pengemudi juga bisa menambah peranti lain seperti blind spot mirror atau blind spot detection system," katanya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Cara lain, yaitu dengan memperhatikan jalur yang aman sebelum memutuskan untuk mendahului atau berpindah jalur.
“Jangan lupa untuk menengok terlebih dahulu sebelum berpindah jalur, karena bisa saja ada mobil yang terjebak di blind spot kita,” tuturnya.
Pengemudi juga bisa mencondongkan badan ke lawan arah saat ingin berbelok. Fungsinya supaya area pandang bisa jadi sedikit lebih luas.
“Condongkan badan ke kiri saat akan berbelok ke kanan, ini untuk meminimalisasi blind spot dari pilar A kendaraan sebelah kanan,” ucap Marcell.
Pada titik tertentu, pengemudi juga bisa membunyikan klakson pendek untuk memberi tahu kendaraan lain. Hal ini umum dilakukan saat ingin berbelok atau mendahului kendaraan di depan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/11/170100815/cara-meminimalisasi-blind-spot-saat-berkendara