Libur Natal, Konsumsi BBM di Tol Trans Jawa Naik 400 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mencatat adanya kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Tol Trans Jawa selama libur panjang tahap pertama Natal dan Tahun Baru 2021 atau 23-27 Desember 2020.

Pejabat sementara (Pjs.) Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), Marthia Mulia Asri mengungkapkan, kenaikan tertinggi terjadi pada 23-25 Desember 2020.

Saat itu, konsumsi BBM harian mencapai 636 kiloliter (KL) dengan penyumbang terbesar di dua SPBU rest area tol arah Surabaya, yaitu KM 379 dan KM 494 A.

“Konsumsi BBM di SPBU KM 379 A mencapai 192 KL per hari, di mana angkanya meningkat lebih dari 400 persen dibanding pencapaian di awal bulan Desember hanya 40 KL per hari. Hal serupa terjadi di KM 429 A dari semula 50 KL per hari jadi 212 KL per hari," ujarnya, Senin (28/12/2020).

Sementara peningkatan konsumsi BBM di Tol Trans Jawa yang tertinggi ialah produk Pertamax Turbo dan Pertamax, khususnya untuk BBM jenis gasoline.

“Konsumsi Pertamax Turbo meningkat hingga 80 persen dari 9 KL per hari di bulan lalu jadi 16 KL per hari. Kalau Pertamax peningkatannya sebesar 51 persen atau dari sebelumnya sebesar 44 KL per hari menjadi 67 per hari,” ujar Marthia.

Menurut dia, Pertamax Turbo dan Pertamax dipilih karena kualitasnya yang mampu berikan performa terbaik bagi mesin kendaraan. Terkhusus, bagi pengendara yang menempuh perjalanan jauh di masa libur panjang.

“Masyarakat sudah mulai sadar akan produk BBM yang berkualitas dan sesuai untuk mesin kendaraan dengan teknologi saat ini, yaitu RON 98 untuk Pertamax Turbo dan RON 92 untuk Pertamax,” papar dia.

Peningkatan konsumsi Pertamax Series juga diikuti dengan peningkatan konsumsi BBM berkualitas jenis gasoil, yaitu Pertamina Dex dan Dexlite dengan rata-rata 119 persen serta 71 persen dari bulan lalu.

"Penggunaan BBM yang berkualitas tidak hanya meningkatkan performa mesin kendaraan. Tapi juga bisa memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas lingkungan, karena kadar gas buang emisi yang dihasilkan lebih sedikit,” tambahnya.