JAKARTA, KOMPAS.com - Secara terbuka, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah menyampaikan kesiapannya untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi pada 2022.
Untuk elektrifikasinya sendiri, dimulai dengan jenis hybrid karena dinilai paling ekonomis dan terjangkau bagi konsumen di Indonesia. Sementara yang mau diproduksi, opsi kuatnya, adalah dengan mengkonversi model-model yang sudah laris di pasar saat ini.
Lantas bagaimana dengan kesiapan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) terhadap calon produk hybrid, mengingat Daihatsu merupakan anak perusahaan dari Toyota.
Sebut saja beberapa model yang tergolong laris di pasar, seperti Avanza-Xenia, Rush-Terios, sampai jajaran mobil murah dan ramah lingkungan alias LCGC.
Menjawab urusan ini, Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra mengatakan, pada prinsipnya Daihatsu akan mengikuti jejak langkah dari arahan Toyota.
"Pada dasarnya kami itu kan group Toyota, kalau secara teknologi hybrid yang akan dipakai Daihatsu itu akan sama seperti (digunakan) Toyota. Jadi dasarnya sama, kalau Toyota akan mengeluarkan hybrid, Daihatsu juga akan keluarkan hybrid," kata Amel dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/12/2020).
Sementara ketika ditanya mengenai model, serta kapan waktu peluncuran dari produk hybrid Daihatsu, Amel enggan untuk membicarakan lebih lanjut.
Amel hanya menegaskan bila produksi mobil hybrid Daihatsu nantinya akan ditangani oleh Toyota. Dengan demikian, artinya ada kemungkinan bila produk pertama yang diluncurkan nanti juga kembar.
"Tahunnya berapa, ikut saja sama Toyota, karena bukan Daihatsu yang bikin (teknologi) hybrid," kata Amel.
Seperti diketahui, sebelumnya Bob Azzam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN, sudah menjelaskan bila dari dua kemungkinan alternatif mobil hybrid yang akan diproduksi, paling memungkinkan adalah menyematkan teknologi hybrid yang ke model yang sudah ada dipasaran saat ini.
Karena dengan demikian, selain bisa menjaga kelangsungan supply chain agar tetap eksis, model-model yang memang sudah ada akan lebih mudah diserap pasar baik domestik atau ekspor.
"Ada dua alternatif, membuat model yang baru sama sekali atau meng-hybridkan model yang sudah ada. Kalau pertimbangkan dari industri otomotif yang sudah ada, lebih baik kami meng-hybridkan model yang sudah ada," kata Bob dalam konferensi virtual, Rabu (16/12/2020).
"Dengan demikian bisa sekaligus, untuk pasar domestik dan ekspornya. Teman-teman sudah bisa bacalah arah ke model yang mana," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/18/090200715/terafiliasi-toyota-daihatsu-ikutan-konversi-xenia-jadi-hybrid-