Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inden Jimny Masih Lama, Konsumen Mending Cari Bekasnya?

JAKARTA, KOMPAS.com – Satu tahun setelah meluncur di Indonesia, antrean pemesanan Suzuki Jimny masih panjang. Antusiasme konsumen ternyata sangat luar biasa, membuat para pemesan harus rela bersabar hingga bertahun-tahun.

Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, inden Jimny masih panjang khususnya di diler resmi yang berada di kota-kota besar.

Kuota produksi di fasilitas Kosai Plant di Jepang yang terbatas hanya 5.000-an unit sebulan, dan jatah Indonesia sekitar 50-an unit per bulan, membuat inden tak bisa dipenuhi dengan cepat.

Harold mengatakan, PT SIS bahkan sampai harus menyetop pemesanan Jimny sejak akhir 2019 agar inden tidak mengular panjang.

Namun sampai awal 2020, masih banyak konsumen yang nekat mengantre dan menyerahkan keputusan akhir kepada diler bersangkutan.

“Level inden kita masih panjang sampai saat ini. Jadi pemesanan masih di-hold dulu. Sejauh ini (inden) di dua tahun,” ucap Harold, kepada Kompas.com (5/11/2020).

Untuk menyiasati antrean inden yang panjang, sejumlah konsumen akhirnya mencari Jimny generasi baru di pasar mobil bekas.

Namun dengan konsekuensi harus membayar lebih mahal, lantaran permintaan dan stok yang tersedia di pasar tidak seimbang.

Herjanto Kosasih, Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, mengatakan, harga Jimny bekas yang mahal bisa terjadi karena mobil ini tegolong ikonik dan sudah cukup melegenda di Indonesia.

“Memang seperti itu, apalagi indennya bisa bertahun-tahun. Kami sempat dapat, dan cepat laku mobilnya,” ujar Herjanto, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

“Xpander dulu sempat kayak gini, indennya lama, harga bekasnya jadi mahal. Tapi langsung normal lagi ketika pasokan mulai normal,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/05/144200115/inden-jimny-masih-lama-konsumen-mending-cari-bekasnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke