JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa perilaku yang dilakukan pada mobil bertransmisi otomatis (matik) kerap berbeda dengan yang konvensional alias manual. Satu diantaranya terkait tata cara penanganan ketika mogok.
Pada mobil matik, terdapat pompa hidrolik yang akan hanya aktif berkerja untuk menyemburkan oli saat mobil hidup. Arinya, ketika mobil dalam keadaan mati atau mogok, komponen seperti transmisi tidak akan dilumasi oleh oli.
"Sehingga, bila roda penggerak mobil matik jalan yang mana transmisinya juga otomatis berputar (karena diderek atau ada dorongan), maka bakal mengakibatkan kerusakan," ujar Service Part Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi kepada Kompas.com belum lama ini.
Meski demikian, lanjut Anjar, bukan berarti mobil dengan transmisi otomatis benar-benar tidak bisa didorong ketika mogok.
Mobil matik tetap bisa didorong, tetapi harus memperhatikan beberapa hal agar tidak merusak komponen lainnya seperti mengangkat seluruh roda penggerak.
“Tata cara yang benar untuk dorong atau derek mobil matik itu ialah, ban roda penggerak harus terangkat. Towing ke bengkel resmi terdekat,” ucap dia.
Secara terpisah, Kepala Bengkel Auto 2000 Suparna mengatakan, saat mobil matik mogok sebaiknya langsung memanggil teknisi yang ahli. Bila mobil ditowing, maka laporkan kepada teknisi agar dilakukan pengecekan kembali.
“Jangan pernah mendorong mobil matik sekalipun dalam keadaan terpaksa. Karena dengan mendorong mobil matik, komponen-komponen mesin atau transmisi akan mengalami shock sehingga mempercepat kerusakan, terutama pada komponen drive train,” katanya.
Apalagi, lanjut Suparna, mencoba menghidupkan mesin mobil matik dengan cara didorong layaknya mobil manual. Selain sulit untuk dilakukan, cara tersebut juga akan menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen transmisi matik.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/23/120100615/apa-benar-saat-mobil-transmisi-matik-mogok-tak-boleh-didorong-