JAKARTA, KOMPAS.com – Orang yang gemar bepergian ke luar kota dengan kendaraan pribadi biasanya memilih memulai perjalanannya di malam hari. Mereka menilai, lebih santai dan bebas dari macet.
Padahal mengemudi di malam hari banyak bahayanya, suasana jalan yang sepi, kemudian suhu udara yang lebih dingin, bisa membuat pengemudi terlena dan menurunkan kewaspadaannya. Sehingga jika kewaspadaan menurun, malah bisa menyebabkan kecelakaan.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, sebisa mungkin kalau mau bepergian ke luar kota di malam hari, lebih baik dihindari bahkan ditiadakan.
“Seterang-terangnya lampu mobil atau penerangan jalan, jauh lebih terang di siang hari. Kemampuan visibilitas kita pada malam hari akan menurun,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Rabu (21/10/2020).
Kemudian ada persepsi kalau ke luar kota di malam hari, jalan akan sepi. Persepsi ini akan membuat orang nyaman sehingga kewaspadaannya menurun. Selain itu jam biologis manusia di malam hari yaitu untuk beristirahat.
“Kualitas oksigen di malam hari juga menurun ditambah kecepatan konstan dan jalanan sepi, maka akan muncul yang namanya monoton. Akibatnya orang mudah mengantuk dan lengah sehingga peluang kecelakaan lebih besar,” kata Jusri.
Jusri menegaskan, peluang orang melakukan kesalahan saat perjalanan ke luar kota saat malam hari sangat tinggi.
Mulai faktor jam biologis tubuh manusia, visibilitas menurun, paradigma jalan lebih sepi, cuaca yang sejuk, ini membuat defisiensi performa mengemudi.
“Defisiensi performa dari pengemudi yang berkolerasi linear dengan peluang kesalahan yang dilakukan pengemudi,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/21/192100515/ini-bahaya-mengemudi-jarak-jauh-di-malam-hari