JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan spoiler tambahan pada helm saat ini menjadi tren baru bagi pecinta helm. Biasanya penambahan spoiler pada pelindung kepala tersebut bertujuan untuk menambah nilai estetika.
Helm dengan spoiler tambahan ini awalnya digunakan oleh salah satu pebalap MotoGP. Namun harus diingat, spoiler tambahan di helm pebalap dipasangkan langsung oleh pabrikan helm yang tentunya sudah mempertimbangkan unsur safety pada helm tersebut.
Selain itu helm dari pabrikan juga memiliki fungsi khusus, yaitu untuk meningkatkan aerodinamika ketika melaju dalam kecepatan tinggi.
Dengan adanya spoiler, turbulensi di belakang helm akan berkurang. Artinya, variable drag dan gaya angkat helm jadi lebih kecil sehingga beban di leher juga berkurang.
Lantas, bagaimana dengan spoiler tambahan aftermarket yang banyak beredar dipasaran?
Pegiat dari komunitas Belajar Helm Ahmad M mengatakan, penggunaan spoiler tambahan pada helm sebetulnya tidak dianjurkan.
Saat ini ada dua model helm yang dijual, yaitu model tempel dan model baut. Model tempel terbilang mudah dipasang dan masih aman digunakan. Sedangkan untuk model baut, pemasangannya dilakukan dengan cara mengebor shell (batok) helm agar spoiler bisa terpasang kuat.
“Spoiler tambahan yang banyak digunakan saat ini adalah model tempel yang pemasangannya hanya menggunakan double tape. Ini tentu tidak dianjurkan, karena rentan lepas dari helm ketika sedang berkendara,” ujar Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/10/2020)
Begitupun dengan yang model baut, selain dapat merusak struktur helm yang dipakai, spoiler jenis ini juga bisa membahahayakan penggunanya.
“Adanya skrup tambahan tersebut berisiko mencederai kepala pengendara jika seandainya terjadi benturan,” ujar pria yang akrab disapa Mamat.
Beda halnya dengan spoiler yang sudah disematkan langsung oleh pabrikan. Helm tersebut sudah memiliki lubang shell dari pabrikan, tentu itu sudah masuk perhitungan dan aman ketika digunakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/17/134200015/jangan-sembarang-pasang-spoiler-tambahan-di-helm-berbahaya-