JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan, menilai kondisi pandemi virus corona alias Covid-19 merupakan momentum terbaik dalam mengembangkan mobil listrik di Indonesia.
Hal ini dikarenakan berbagai negara mengalami dampak yang sama imbas pandemi, sehingga program percepatan kendaraan listrik jadi dimulai bersama-sama. Di samping itu, Indonesia juga memiliki sumber utama untuk baterainya.
"Untuk mengembangkan kendaraan listrik nasional saya termasuk yang paling ngotot. Karena kita tidak mau terus menerus menjadi pasar impor kendaraan," katanya, Minggu (6/9/2020).
"Apalagi teknologi kendaraan listrik relatif lebih mudah dikembangkan dan Indonesia memiliki nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku pembuatan baterai," ujar Luhut lag
Dalam mendorong industri kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah payung hukum untuk mengembangkan kendaraan listrik, seperti Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.
Untuk mengembangkan kendaraan listrik, kata Luhut, Indonesia menggandeng dengan sejumlah negara antara lain China yang teknologi industri tersebut sudah sangat maju dan bahkan hampir merajai kendaraan listrik di dunia.
Indonesia, kata dia, tidak perlu naif untuk belajar teknologi kendaraan listrik dari China mengingat negara itu memiliki pengalaman sangat lama dalam mengembangkan kendaraan listrik.
Namun demikian, tegas Luhut, ke depannya harus ada transfer teknologi yang nantinya bisa dikembangkan oleh tenaga-tenaga ahli orang Indonesia.
"Untuk itu Indonesia sudah mengirimkan banyak tenaga-tenaga ahli dari berbagai universitas terkemuka dikirim ke China untuk belajar kendaraan listrik. Kita pelajari keberhasilannya juga kesalahan yang pernah mereka alami," ucap Luhut.
Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Satryo Soemantri menyatakan, Indonesia telah siap menjadi produsen kendaraan listrik selain memiliki cadangan bahan baku berupa nikel dan kobalt.
"Kita tentunya tidak ingin menjadi importir kendaraan terus-menerus, tapi harus bisa memproduksi kendaraan listrik. Dari sisi teknologi sebenarnya Indonesia sudah bisa menguasai," kata Satryo.
Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng prinsipal dari luar negeri.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/07/113500915/luhut-ngotot-dorong-pengembangan-mobil-listrik-di-indonesia