Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkendara Jarak Jauh Jangan Lupa Atur Tekanan Udara pada Ban

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen libur panjang HUT ke-75 RI banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur atau pergi ke tempat wisata.

Melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi menjadi cara yang banyak dipilih untuk menghabiskan waktu liburan di tengah pandemi Covid-19.

Sebelum melakukan perjalanan, tentunya ada banyak hal yang perlu dipersiapkan agar liburan bisa berjalan lancar tanpa adanya gangguan berarti.

Selain kondisi fisik dan perlengkapan yang dibutuhkan, melakukan pengecekan kondisi mobil juga menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.

Tak hanya bagian mesin saja, tetapi juga bagian lain seperti mengecek tekanan udara pada ban juga perlu dilakukan. Meski terkesan sepele, tetapi tekanan udara bisa berdampak vital jika diabaikan begitu saja.

Tidak sesuainya tekanan udara pada ban bisa mengganggu kenyamanan bahkan bisa menjadi penyebab pecah ban.

On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, menjaga tekanan ban bertujuan untuk memberikan kenyamanan serta memaksimalkan kinerja komponen lain seperti pengereman.

Setiap kendaraan mempunyai tekanan ban yang berbeda sesuai dengan berat dan beban yang diangkut oleh kendaraan tersebut.

“Untuk kendaraan kosong tidak perlu tekanan udara yang tinggi agar tetap nyaman, tidak terlalu keras, keausan ban baik dan fungsi rem optimum,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Berbeda halnya saat kendaraan jika kendaraan membawa muatan penuh, maka tekanan udara ban juga harus disesuaikan. Dengan begitu maka ban bisa bekerja secara maksimal saat digunakan.

“Jika tekanan udara yang ideal tidak diikuti, performa dari ban bisa berkurang. Misalnya ketika mobil kosong namun tekanan udaranya untuk mobil penuh maka kendaraan akan terasa keras,” katanya.

Selain itu, efek lainnya yang akan terjadi saat tekanan udara terlalu tinggi adalah setir menjadi terlalu ringan.

Kondisi ini berakibat kendaraan akan lebih sulit dikendalikan. Kemudian, tingkat keausan ban juga tidak rata atau hanya bagian tengahnya saja.

“Begitu juga sebaliknya jika kendaraan penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil jadi tidak stabil dan bisa merusak dinding ban karena beban yang terlalu berat,” tuturnya.

Menurut Zulpata, yang paling bagus adalah tekanan udara sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, tidak kelebihan dan juga tidak kekurangan.

Untuk mengetahui tekanan udara ban yang direkomendasikan oleh pabrikan, pengemudi bisa melihat pada placard yang biasanya tertempel pada bagian pintu.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/17/130200815/berkendara-jarak-jauh-jangan-lupa-atur-tekanan-udara-pada-ban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke