Bagi yang melakukan pelanggaran jelas akan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang sudah diberlakukan.
Termasuk perilaku berkendara saat ada mobil ambulans yang hendak melintas. Maka pengendara diwajibkan untuk memberikan prioritas sehingga kendaraan darurat tersebut bisa melaju dengan lancar.
Jangan sampai ada pengendara yang dengan sengaja justru menghalang-halangi laju ambulans, seperti kejadian yang viral beberapa waktu lalu.
Pasalnya, bagi pengendara yang sengaja menghalang-halangi laju kendaraan dengan sirine yang hendak melintas bisa diancam dengan kurungan penjara satu bulan atau denda sebesar Rp 250.000.
Hal ini sesuai dengan peraturan yang ada yakni Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
Dalam Undang-Undang tersebut pada Pasal 134 huruf b disebutkan mengenai kriteria kendaraan yang harus mendapatkan prioritas.
Setidaknya ada tujuh kendaraan yang wajib diutamakan diantaranya yaitu kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
Kedua, ambulans yang mengangkut orang sakit, selanjutnya kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
Di posisi yang keempat ada kendaraan pimpinan lembaga Negara, kelima kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu Negara.
Lalu kendaraan iring-iringan pengantar jenazah, serta yang terakhir yaitu konvoi atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan kepolisian.
Ada ketentuan sanksi bagi pengendara yang menghambat perjalanan ambulans membawa pasien dan kendaraan yang mempunyai prioritas lainnya.
Mengacu pada Pasal 287 ayat (4) undang-undang yang sama, bagi pengendara yang mengganggu kendaraan prioritas bersirine di jalan raya dikenakan ancaman kurungan maksimum 1 bulan atau denda maksimum Rp 250.000.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/27/154829715/pengemudi-kendaraan-halangi-ambulans-bisa-dipenjara-ini-aturannya