JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 atau virus corona mengganggu jalannya perekonomian. Termasuk juga pada penjualan sepeda motor bekas.
Darwin Danubrata, dari diler motor bekas Songsi Motor, di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengatakan, saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dilernya terpaksa tutup. Sebab, sudah merupakan anjuran dari pemerintah.
"Pas bulan puasa kita tutup, baru buka lagi juga belum lama ini. Secara penjualan, masih belum bagus. Tapi, sekarang masih lebih banyak terjual dibandingkan saat awal-awal pandemi," ujar Darwin, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Darwin menyebutkan, menurunnya penjualan karena banyak orang yang lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dalam kondisi yang serba tidak jelas ini. Sebab, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana kondisi perekonomian ke depannya dan kapan pandemi ini akan berakhir.
Yosia Hermanto, dari diler motor bekas Talenta Motor di bilangan Palmerah, Jakarta Selatan, menambahkan, dengan diberlakukannya masa transisi new normal, terjadi peningkatan penjualan. Namun, peningkatannya masih belum bisa dikatakan normal.
"Kalau peningkatan sih ada, tapi belum normal seperti sebelum-sebelumnya, yang jelas sudah ada penjualan. Kalau dua bulan kemarin kan penjualan benar-benar parah. Di bulan Juni, mulai ada sedikit peningkatan," kata Yosia.
Menurut Yosia, penjualan motor bekas di tengah pandemi ini masih didominasi oleh skuter matik (skutik). Sedangkan untuk motor sport, sangat jarang ada orang yang mencarinya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/30/074200515/pasar-motor-bekas-perlahan-bangkit-pada-masa-new-normal