JAKARTA, KOMPAS.com – Arus lalu lintas yang mengarah ke Puncak, Bogor, Jawa Barat, terbilang ramai sejak Sabtu (20/6/2020). Banyak warga yang mengisi akhir pekan untuk mengunjungi beberapa lokasi wisata di sana.
Kondisi jalan yang padat menuntut pengemudi untuk selalu sigap, terutama saat menggunakan mobil matik.
Meskipun terkenal mudah dan praktis, menggunakan mobil matik tidak bisa asal-asalan. Sebab masih banyak yang melakukan kesalahan saat mengoperasikan transmisi tersebut.
Misal saat berhenti di tanjakan, alih-alih menarik tangan rem, pengemudi malah banyak yang membiarkan transmisi otomatis tetap di ‘D’ dan membiarkan mobil berjalan dengan sangat lambat.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic, mengatakan, kalau dibiarkan terus-menerus kampas kopling bisa mengalami selip, karena dipaksa menempel dengan posisi menahan bobot mobil yang terdorong ke belakang.
“Jika tidak ingin mundur sebaiknya tarik saja rem tangan, sambil tetap membiarkan tuas transmisi di posisi ’D’. Nanti kalau sudah jalan, tinggal lepas rem tangan dan injak gas perlahan,” ujar Hermas, kepada Kompas.com belum lama ini.
Menurutnya, pengemudi tidak perlu khawatir sewaktu membiarkan transmisi di posisi ‘D’ saat mobil berhenti agak lama. Hermas mengatakan, kondisi ini tidak akan memicu kerusakan.
“Saat mobil direm, tenaga dari tekanan oli terputus di torque converter sehingga tidak memaksa clutch atau gir dalam girboks bergerak,” ucap Hermas.
Sementara saat melalui jalan menanjak yang cukup terjal, posisikan tuas transmisi di ‘L’ atau ‘D1’, agar posisi gigi ditahan di rasio rendah, sehingga mempemudah mobil saat menanjak.
“Pada posisi gigi paling rendah, booster pressure aktif. Tekanan oli yang lebih kuat ini membantu mobil mendapatkan torsi lebih banyak buat menanjak,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/21/132100615/jalur-puncak-ramai-begini-teknik-menanjak-pakai-mobil-matik