JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja ekspor otomotif dalam negeri diperkirakan bakal mengalami perlambatan, seiring dengan anjloknya realisasi penjualan nasional di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menyatakan, penurunan aktivitas pengapalan mobil akan mencapai hingga 50 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Bila kita lihat sebenarnya di Maret kemarin ekspor tumbuh positif 9,2 persen, cukup menggembirakan. Tapi ternyata ini merupakan hasil simpanan atau orderan dari sebelum-sebelumnya," kata Nangoi dalam diskusi virtual, Jumat (15/5/2020).
"Jadi, melihat realisasi April dan Mei, yang sedang berjalan ini, kami proyeksikan juga ekspor mengalami penurunan 50 persen. Padahal saat Desember 2019 lalu kami diminta menaikkan ekspor hingga 1 juta unit pada 2025," ucap dia.
Oleh karenanya, capaian ekspor di 2020 hanya akan berada di bawah 200.000 unit. Sedangkan harapan awalnya ekspor bisa mencapai 350.000 hingga 400.000 unit.
Adapun alasan penurunan penjualan mobil pada April dan Mei tahun ini ialah karena daya beli masyarakat yang semakin melemah terhadap kebutuhan tersier dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang semakin luas.
"Kemudian di bulan ini kita juga memasuki periode Hari Raya Idul Fitri 1441 H, jadi diperkirakan akan kembali mengalami penurunan (Mei 2020)," kata Nangoi.
Asosiasi berharap kondisi ini bisa segera berlalu sehingga industri otomotif dapat terselamatkan. Sebab, mata rantai dari bisnis ini sangat panjang, melibatkan 1 juta lebih tenaga kerja.
"Kapasitas produksi mobil di Indonesia itu mencapai 2,5 juta (ditambah dengan Hyundai). Dengan perkiraan penjualan di pasar domestik 600.000 unit dan 200.000 ekspor pada tahun ini, ada gap yang besar. Jadi kita harap bisa terus membaik mulai tahun depan sehingga tidak semakin anjlok," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/16/142200115/gaikindo-prediksi-ekspor-mobil-tahun-ini-anjlok-sampai-50-persen