SOLO, KOMPAS.com - Pandemi Corona yang melanda ratusan negara, termasuk Indonesia, membuat sektor perekonomian terkena dampaknya.
Banyak bidang usaha dan industri menghadapi kondisi yang serba tidak pasti ini. Salah satunya, usaha sewa mobil atau agen transportasi ikut merasakan dampak dari kondisi tersebut.
Hal ini semakin diperparah dengan adanya pelarangan mudik bagi masyarakat yang selama ini tinggal di wilayah yang masuk zona merah.
Kondisi ini tidak hanya membuat bisnis perjalanan wisata dan sewa mobil benar-benar berhenti beroperasi.
Tetapi, juga mengalami kerugian cukup besar mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya. Hal ini disebabkan, selain biaya operasional dan pembelian tiket yang sudah dipesan juga dikarenakan tidak adanya pemasukan sama sekali.
Belum lagi, pemilik usaha banyak yang masih mengangsur armada yang selama ini digunakan untuk menunjang bisnisnya.
Salah satunya adalah pemilik rental mobil dan biro perjalanan wisata di Solo, Goedang Transport, Oky Orlando.
Oky mengatakan, sejak adanya pandemi sama sekali tidak ada pemasukan atau pemesanan untuk perjalanan wisata atau untuk mudik Lebaran.
“Padahal, biasanya pada momen seperti ini pesanan sudah sangat banyak bahkan peningkatannya mencapai 100 persen dari hari biasanya,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Tetapi, lanjutnya, dengan kondisi seperti ini tidak ada pemesanan bahkan pelanggan yang sudah memesan jauh-jauh hari membatalkan pesanannya.
“Otomatis pemasukan kan tidak ada sama sekali atau nol rupiah, padahal saya masih harus mengeluarkan biaya bulanan untuk angsuran 13 armada,” ucapnya.
Oky juga mengatakan, dengan jumlah 16 armada dalam kondisi normal dirinya rata-rata melayani perjalanan hingga 200 trip per bulannya.
Dengan jumlah tersebut, ada pemasukan antara Rp 5 juta hingga Rp 6,8 juta setiap bulannya. Setelah dikurangi dengan biaya operasional termasuk untuk angsuran ke leasing masih ada sisa lebih kurang Rp 2 juta.
“Kalau sudah tidak ada pemasukkan seperti ini, saya juga tidak bisa membayar angsuran. Kerugian pada bulan Februari saja sebesar Rp 35 juta, Maret Rp 85 juta, dan April ini kemungkinan lebih dari Rp 100 juta,” ujarnya.
Hal ini disebabkan karena pihaknya sebagai penanggung jawab perjalanan jelas sudah membayarkan uang muka untuk setiap pemesanan ke lokasi tujuan wisata.
Jika pemesanan sudah dibatalkan, otomatis uang yang dibayarkan untuk uang muka kemungkinan besar juga akan hangus.
“Belum lagi kerugian refund-refund dari tiket DP transportasi event dan wisata di kota-kota seluruh Indonesia bisa dipastikan tidak bisa balik. Karena mulai event,kunker,wisata di cancel semua,” kata Oky.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/24/063200315/imbas-corona-dan-larangan-mudik-pebisnis-rental-mobil-rugi-ratusan-juta