JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi pengamanan kendaraan, khususnya roda empat terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Mulai pengamanan tambahan manual hingga yang sudah menggunakan program yang terhubung dengan electronic control unit (ECU) mobil
Keberadaan teknologi canggih tersebut di antaranya adalah untuk memberikan kenyamanan serta keamanan bagi pemilik agar mobil terhindar dari aksi penjahat.
Beberapa teknologi pengamanan yang ada saat ini seperti smart key atau keyless dan juga dengan immobilizer.
Banyak yang beranggapan bahwa dua teknologi tersebut sama, yakni untuk pengamanan kendaraan dari aksi pencurian.
Akan tetapi, banyak perbedaan di antara kedua teknologi pengamanan mobil tersebut. Anjar Rosjadi, Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) menjelaskan, keyless lebih pada kemudahan pengoperasin mobil.
“Smart entry key lebih kepada kemudahaan akses ke kendaraan, kalau zaman dulu biasanya membuka mobil harus menekan tombol remote. Dengan fitur smart key, maka pintu akan otomatis membuka kunci, jika kita berada di jarak 1 meter atau lebih dari kendaraan,” kata Anjar kepada Kompas.com belum lama ini.
Keyless ini tidak lagi menggunakan anak kunci seperti pada umumnya karena sudah digantikan dengan remot.
“Pemilik cukup mengantongi remote kunci dan mobil tetap bisa dibuka dengan sentuhan jari karena ada transmitter atau pemancar dan receiver,” ucapnya.
Sedangkan teknologi immobilizer menurutnya adalah lebih pada sistem keamanannya. Dengan fungsinya tersebut, keduanya pun tidak sama dan tidak bisa disamakan.
"Tidak sama, itu bagian yang berbeda. Secara teknologi immobilizer lebih dulu hadir, baru setelah itu teknologi kemudahan dikembangkan melalui sistem keyless,” ujarnya.
Tapi, lanjut Anjar, bukan berarti mobil yang sudah keyless atau pakai smart key itu ada immobilizernya.
Perangkat immobilizer sangatlah kompleks, karena terdiri dari rangkaian sistem yang rumit dan enkripsi kode-kode tertentu.
“Ada transponder chip pada kunci mobil, kemudian transponder pada lubang kunci, sampai yang terhubung ke electronic control unit atau ECU,” katanya.
Meski anak kunci bisa diduplikat, Anjar menambahkan, dan bisa pas masuk ke lubang kunci, tapi bila tidak ada sinyal dari transponder ke ECU yang sesuai, maka mobil tetap tak akan mau distarter atau menyala.
Dengan sistem pengamanan ini, maka aksi pencurian bisa dicegah karena mobil tidak bisa dinyalakan meski kuncinya berhasil dibobol.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/20/091200715/ini-beda-teknologi-immobilizer-dan-keyless-pada-mobil