JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang membolehkan ojek online (ojol) angkut penumpang di wilayah Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB), tak langsung membuat penghasilan ojol pulih.
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, sebelum diberlakukan PSBB Jakarta, penghasilan ojol sudah turun 50 persen saat anjuran work from home (WFH), social distancing, dan physical distancing bergulir.
"Memang tidak serta merta membuat pendapatan kembali seperti semula, tapi akan membantu, sebab mengambil penumpang merupakan penyumbang terbesar penghasilan," kata Igun kepada Kompas.com, Minggu (12/4/2020).
Igun mengatakan, dalam kondisi normal mengangkut penumpang bisa menyumbang 70-80 persen penghasilan ojol. Artinya jika dilarang bawa penumpang praktis persentase tersebut hilang.
Tapi karena sudah dapat izin membawa penumpang kembali, maka penghasilannya balik seperti saat pemberlakuan physical distancing.
Igun mengatakan, pihaknya menyambut baik keluarnya Permenhub No.18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.
"Kami tidak merasa itu plin-plan, sebab mungkin di sini banyak pihak yang harus diakomodir. Kemenkes bertujuan memutus mata rantai corona," katanya.
"Ini sesuai dengan yang kami ajukan kepada pemerintah, kami minta ojek online diijinkan kembali untuk bawa penumpang. Tapi kami tahu harus pakai regulasi, akhirnya pemerintah mengakomodir, dalam hal Kemenhub," ujar dia.
Sebelumnya, aturan ojol tidak boleh bawa penumpang tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta, (Pergub) No 33/2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/13/092200615/boleh-angkut-penumpang-penghasilan-ojol-belum-langsung-pulih