JAKARTA, KOMPAS.com – Seperti halnya oli mesin, minyak rem juga harus diganti secara berkala. Masa penggantiannya memang tak secepat oli mesin, pabrikan biasanya menyarankan penggantian minyak rem setiap 20.000 km.
Minyak rem yang sudah rusak akan mengalami penggumpalan, dan bisa menyebabkan tersumbatnya sistem hidraulis rem.
Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Adrian, mengatakan, rusaknya minyak rem terjadi karena telah mengalami oksidasi atau kedaluwarsa. Salah satu yang menyebabkan rusaknya minyak rem adalah air.
Menurut Deni, pabrikan memang telah bekerja maksimal untuk mencegah minyak rem terkontaminasi air. Namun, ada sejumlah celah yang membuat air tetap bisa masuk sehingga merusak minyak rem.
“Misal saat mencuci mobil, air bisa masuk lewat lubang pernafasan yang berada di sekitar tempat pengisian minyak rem,” ucap Deni, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Selain itu di dalam tabung reservoir minyak rem pasti terdapat celah udara, yang saat cuaca panas akan menimbulkan uap air.
“Saat kondisi dingin, air tidak bisa keluar dan turun mengendap di bawah minyak rem. Dalam jangka panjang, air dapat merusak sifat kimia minyak rem,” kata Deni.
Belum lagi air dapat menyebabkan karat, terutama pada bagian saluran pipa minyak rem yang terbuat dari besi.
“Serbuk karatnya dapat menyumbat saluran minyak rem, dan dapat menyebabkan sil di master rem aus,” ucap Deni.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/08/164200915/alasan-minyak-rem-mobil-harus-rutin-diganti