JAKARTA, KOMPAS.com - Fitur sirkulasi udara umumnya sudah terdapat pada semua pabrikan mobil. Biasanya, fitur ini memiliki dua tombol pengaturan, yaitu sirkulasi udara dari luar, dan sirkulasi udara yang hanya di dalam kabin.
Membuka fitur sirkulasi dalam mobil ibarat seperti mengganti udara yang terperangkap lama dalam mobil kemudian mengganti dengan udara yang baru.
Namun, tidak sedikit pemilik kendaraan yang memilih untuk jarang menggunakan fitur tersebut dengan alasan agar kualitas udara tetap bersih. Mengingat, udara dan polusi di jalanan Ibu Kota yang baik untuk kesehatan.
Lantas sebaiknya kapan fitur ini dinyalakan?
“Fungsinya memang untuk sirkulasi udara keluar masuk, namun mengingat kondisi di Indonesia yang berdebu dan polusi sebaiknya ditutup untuk menghindari udara luar masuk ke kabin,” ujar Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi, kepada Kompas.com, Sabtu (22/03/2020).
Menurutnya, fitur ini bisa digunakan untuk beberapa kondisi. Misal, ketika pengemudi melintasi jalan perbukitan atau pegunungan seperti di puncak, yang masih memiliki udara segar khas dataran tinggi.
“Fitur ini juga bisa membantu untuk mengeluarkan hawa panas lebih cepat ketika habis parkir di tempat yang panas,” ujar Didi.
Business Development Rotary Bintaro, Kelvin Ong, juga mengingatkan, untuk tidak sering menyalakan fitur di jalanan ibukota. Karena bisa membuat debu tembus ke filter AC dan evaporator, sehingga tidak bisa memfilter udara dengan baik.
“Sirkulasi udara yang diaktifkan juga bisa membuat kecoa, cicak, dan serangga masuk hingga bersarang di dalam mobil atau dasbor dan box evaporator AC yang lembap,” ujar Kelvin.
Untuk itu sebaiknya sirkulasi udara diaktifkan saat kondisi tertentu saja, dan jangan lupa untuk menutupnya kembali ketika sudah tidak digunakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/22/152100115/jangan-asal-aktifkan-fitur-sirkulasi-udara-kabin-mobil