JAKARTA, KOMPAS.com - Skuter lisensi Inggris Royal Alloy akan memeriahkan pasar skutik kelas atas Indonesia. Sebagai awalan, model yang masuk ialah GP200 bersaing dengan Lambretta V200.
Sekilas keduanya memang mirip. Tapi sebetulnya tidak. Desain Royal Alloy GP200 justru identik dengan Lambretta klasik. Sedangkan Lambretta V200-nya sendiri kini lebih modern mengikuti zaman.
Salah satu mengapa desain GP200 lebih retro karena mengusung sepatbor depan model diam, atau biasa disebut "spakbor bego."
Desain hidungnya juga mempertahankan bentuk skuter era 60'an. Kesan jadulnya makin lekat lantaran pijakan kaki di dek menggunakan sirip karet dengan ujung dari bahan metal yakni "kuku macan."
Selain itu GP200 menggunakan suspensi depan dengan batang terpisah seperti skuter lama dan jok model buddy seat. Beda dengan V200 yang memakai suspensi depan teleskopik dengan jok sambung.
Secara umum Royal Alloy GP200 memakai pelek alloy 12 inci depan belakang. Fitur tambahannya yaitu sudah dibekali rak belakang. Tempat pijakan kaki yang bisa disembunyikan di bagian lis samping.
Fitur lain yakni colokan USB buat cas ponsel. Serta klaster instrumen full digital berisi speedometer, tachometer, odometer, tripmeter, indikator bahan bakar, dan pengukur voltase aki.
Adapun bagian klaster instrumen V200 masih ada kesan vintage. Penunjuk kecepatannya masih analog berupa jarum, tapi informasi lain semisal RPM, voltmeter, dan jam sudah digital.
Ketika kunci kontak diputar dan mesin menyala, panel digital ini bisa memberikan salam dan juga mengingatkan pengemudi dengan tulisan 'drive safe.'
Lambretta V200 Special juga dilengkapi sepasang indikator LED, serta glove box dengan fitur pengisian daya 12 Volt untuk pengisian ulang smartphone, dan lampu belakang LED.
Fitur lain yakni engine cut off tersembunyi. Lambretta V125 dan V200 Spesial belum dibekali kunci immobilizer. Sebagai gantinya, Lambretta memilih pakai tombol engine cut off sebagai pengaman.
Untuk mesin, GP200 menggunakan mesin silinder tunggal, 4-langkah, dengan 4 klep. Sedangkan V200, juga menggunakan mesin silinder tunggal, 4-langkah.
Tapi kapasitasnya sedikit berbeda. GP200 berkapasitas 181 cc, sedangkan V200 berkapasitas 169 cc. Rasio kompresi GP200 yakni 11,6:1 lebih besar dari V200 dengan 10,7:1.
Kubikasi beda tenaga juga beda, GP200 menghasilan 14,5 kW pada 9.500 rpm dan torsi 16 Nm pada 7.000 rpm. Adapun V200 hanya 8,8 kW pada 8.000 rpm dengan torsi 12,2 Nm pada 5.500 rpm.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/20/124200415/komparasi-fitur-royal-alloy-gp200-dan-lambretta-v200