JAKARTA, KOMPAS.com – Dengan berlakunya kemitraan dagang Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kesempatan bisnis antara Indonesia dan Australia terbuka lebar.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjajaki peluang ekspor, terutama dalam bidang otomotif.
Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, mengatakan, saat ini segmen kendaraan paling diminati di Australia adalah sedan dan SUV.
Sementara di Indonesia, mobil segmen MPV merupakan pasar terbesar. Sehingga produsen otomotif di Tanah Air harus bisa menyesuaikan untuk bisa mengekspor kendaraan ke Australia.
Meski begitu, dengan meningkatnya tren SUV di Tanah Air, ada peluang Indonesia untuk menjadi basis produksi kendaraan segala medan tersebut.
Di samping itu, kendaraan niaga juga berpotensi untuk dikirim ke sana. Sebab beberapa produsen sudah banyak yang memproduksinya di dalam negeri, dan permintaan ekspor yang terbilang stabil.
“Australia pasarnya lebih besar dari Indonesia, jadi cukup signifikan untuk menambah nilai ekspor negara kita,” ujar Putu saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta (6/3/2020).
“Untuk itu kami sedang menjajaki ekspor pikap double cabin, kemudian medium dan light truck ke sana,” katanya.
Selain Indonesia, Thailand dikabarkan juga tengah memanfaatkan peluang ekspor dari kemitraan CEPA ke Australia.
Kemenperin mencatat, ekspor Thailand masih lebih tinggi dari Indonesia yakni sebesar 1,1 juta unit dari total produksi sebanyak 2,1 juta unit.
Sementara Indonesia, total produksi kendaraan mencapai 1,3 juta unit, dengan ekspor sebanyak 346.000 unit.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/08/100507315/indonesia-bisa-ekspor-suv-dan-truk-ke-australia