Hitung Konsumsi BBM Honda Genio Buat Aktivitas Harian

JAKARTA, KOMPAS.com - Honda Genio hadir mengisi celah di segmen skuter matik alias skutik entry level kelas 110 cc. Berbalut tampilan retro sporty, Genio dibekali mesin eSP generasi baru yang lebih kompak.

Di atas kertas Genio mengusung mesin 109,5 cc SOHC dengan bore x stroke 47 mm x 63,1 mm. Jantung tersebut sanggup memproduksi 8,8 tk pada 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm.

Klaim hitungan Honda menggunakan metode ECE R40, rata-rata konsumsi bahan bakar miyak (BBM) tergolong cukup tinggi, mencapai 59,1 kpl.

Untuk itu Kompas.com, ingin membuktikannya apakah bisa mendekati angka tersebut. Tentu saja metode yang dipilih tidak sama. Jika tes Honda memakai metode ECE-R40 maka Kompas.com memakai metode yang lebih realistis di lapangan, full to full (FTF).

Metode pengetesan ECE-R40 sangat ketat dan semua faktor dibuat dalam kondisi ideal sehingga konsumsi bahan bakar bisa maksimal. Pengetesan ini juga melalui serangkaian tes di laboratorium untuk mencari besaran kadar emisi.

Adapun metode FTF cukup sederhana. Cara menghitungnya yaitu jarak tempuh dibagi dengan konsumsi BBM selama perjalanan. Metode FTF memang belum tentu menghasilkan angka yang tepat, namun merupakan salah satu yang menggambarkan penggunaan sehari-hari.

Jika ingin lebih tepat harus melakukan uji yang lebih komperhensif.

Dalam tes kali ini Kompas.com, menggunakan BBM jenis Pertalite dengan RON 90. Bensin warna hijau itu dipilih karena sesuai dengan kompresi mesin Genio yaitu 10:1.

Adapun selama pengetesan, Kompas.com menghidupkan fitur Idling Stop System (ISS) untuk mencari tingkat konsumsi BBM terendah. Sebab dengan ISS, mesin akan mati jika motor tidak bergerak selama beberapa detik.

Setelah empat hari pemakaian, total jarak tempuh pada odometer mencapai 130,4 km. Untuk menghitung konsumsi BBM, maka 130,4 km dibagi jumlah bensin yang terpakai yaitu 2,4 liter, sehingga hasilnya yaitu 54,33 kpl.

Hasil tes Kompas.com lebih rendah dari klaim Honda sebesar 59,1 kpl. Bisa demikian karena di jalan banyak faktor eksternal seperti kemacetan, kondisi jalanan, bobot dan cara berkendara, serta banyak faktor lainnya.