JAKARTA, KOMPAS.com – Meski Biosolar B30 diklaim punya sejumlah kelebihan, ternyata bahan bakar dengan 30 persen Fatty, Acit, Metil, Eter (FAME) yang didapat dari minyak kelapa sawit ini juga berdampak bagi mesin diesel.
Masalah paling umum yang terjadi karena penggunaan Biosolar B30 adalah filter bahan bakar yang lebih cepat kotor. Alasannya, lantaran Biosolar B30 membawa sejumlah endapan yang tersisa pada filter solar.
Jika dibiarkan, risikonya endapan tersebut bisa saja masuk ke dalam injektor dan menyebabkan kerusakan. Kalau injektor sampai rusak, kinerja mesin tentu akan terganggu.
Fransisca FA, Ketua Harian Innova Community, mengatakan, jika teman-teman di komunitas kerap mengakali penggunaan Biosolar dengan penambahan zat aditif.
“Anak komunitas kalau pakai Biosolar pasti dicampur aditif, efeknya endapan berkurang, filter solar jadi lebih bersih. Selain itu tarikan mesin lebih enteng, dan suara jadi lebih halus,” ujarnya kepada Kompas.com (15/1/2020).
Selain itu, penggantian filter solar lebih cepat juga bisa jadi jawaban dampak dari penggunaan Biosolar B30.
“Biasanya kami ganti filter solar setiap 5.000 Km. Atau saat ganti oli, sekalian filter solar juga diganti,” kata Ferins J Fediaz, pengurus komunitas Pajero Indonesia ONE chapter Jakarta.
“Umumnya kalau pakai Biosolar, maksimal tiap 5.000 Km sudah harus ganti. Tapi kalau pakai Pertamina Dex bisa sampai 20.000 Km baru diganti,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/16/100200815/cara-antisipasi-masalah-saat-mobil-diesel-mengonsumsi-biosolar-b30