BOGOR, KOMPAS.com – Modifikasi motor sepertinya sudah menjadi budaya di Indonesia. Meski hanya sekadar mengganti spion, pelek, ukuran ban, sampai kustom memangkas sasis, sudah seolah lazim dilakukan.
Bicara kustom, dua aliran yang cukup tren saat ini adalah Japstyle dan Bratstyle. Kedua aliran ini dinilai masih nyaman untuk dipakai harian.
Apalagi japstyle yang biasanya menggunakan setang yang cukup tinggi.
Sammy Rangkuti, pemilik bengkel spareparts dan custom Rangkuti Motor, di Bogor Tengah, mengatakan, ada beberapa pilihan motor yang enak untuk dijadikan japstyle atau bratstyle.
“Kalau saran dari saya untuk motor custom enaknya basic motor yang kapasitasnya 200 cc ke atas,” ucap Sammy kepada Kompas.com belum lama ini.
Kapasitas ini tersebut dikarenakan motor yang di custom akan terasa bertenaga. Selain itu jika pemilik sudah bosan dan ingin menjual motornya, harga jualnya tidak jatuh dan masih stabil.
“Kalau bisa juga motornya yang sudah ada starter elektriknya sehingga enak untuk digunakan dan yang jelas bertenaga tadi,” kata Sammy.
Beberapa pilihan, misalnya Yamaha Scorpio atau Kawasaki Binter Merzy. Dibekali mesin 200cc ke atas, jika sudah mengganti knalpot juga lebih enak didengar suaranya.
“Motor Binter itu motor Jepang yang dentuman knalpotnya seperti motor Eropa, Scorpio juga enak dentumannya kalau sudah diganti dengan knalpot free flow,” ujar Sammy.
Untuk yang kelas minimnya, basic motor yang enak untuk di custom bisa dari Honda GL Pro. “Itu juga sudah cukup untuk pemula, untuk di perkotaan juga enak, hanya saja untuk jarak jauh tenaganya yang kurang,” kata Sammy.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/31/084200015/memilih-motor-bahan-buat-kustom-japstyle-dan-bratstyle